Jangan Sambil Tiduran

kalo nyusuin!

........................

I know.. It's surely gonna be a long night.

Pernah debat sama dokter twit. Yang bilang bahwa boleh kok nyusuin sambil tiduran. Nggak ada hubungannya sama infeksi telinga. Anak ASI hampir nggak mungkin kena infeksi telinga.

Litu anak ASI (and I'm proud of it).

Bulan ke-2 dalam hidup Litu, ada cairan putih bau nggak enak keluar dari telinganya. Bapaknya di Malaysia, anaknya bau kuping. Berangkatlah berdua babysitter ke dr. Sander. Bukan infeksi telinga sih.. Tapi langsung ditatap dan ditanya "Ibu nyusuinnya sambil tiduran ya kalo malam?". Dalam hati protes: "Tapi di What to Expect boleh kok posisi sambil tiduran gitu. Ada loh gambarnya". Belum sampai keluar protesnya, dokter bilang "Coba aja Ibu minum sambil tiduran. Gimana rasanya? Kalo di film-film itu orang sakit aja kalo mau minum di bangunin dikit kan? Apalagi bayi. Saluran telinga dan tenggorok bayi itu masih sejajar. Jadi apa yang masuk dari mulut sangat bisa keluar dari telinga."

Abis itu untuk beberapa bulan ke depan patuh. Malem-malem bangun sambil ngantuk, duduk, nyusuin. Nggak ada cerita nyusu sambil tiduran. Nada.

Until kegemporan mengalahkan.

Mau growth spurt kek mau enggak kek.. Yang namanya ibu menyusui malem itu beneran kaya digebukin. Dan masih terjadi sampai sekarang hihihi. Jadi deh, Litu nyusu sambil tiduran. Dalihnya: Supaya Litu cepet tidur juga. Kalo digendong, disusuin, ditaro ke tempat tidur kan ada perubahan rasa. Nanti bangun. Itu alasan sih. Sumpah, itu alasan ibunya. Sebetulnya sih karena ibunya pengen tidur terus nggak mau bangun.

Sampai kemarin grok-grok lama. Bisa dibilang berbulan-bulan untuk grok groknya. Baik batuk maupun enggak. Itu yang kita kejar kemaren ke Prof. Bambang Supriyatno, spesialis paru anak di RSPI. Orang yang paling tepat kita datangi sepertinya, mengingat thesisnya tentang mendengkur pada anak dan dia emang konsultan respiratory.

Pertanyaannya:
  1. Full ASI? Iya
  2. Nyusu sambil tiduran kalau malam? Errrr... I.. Yaa.. Dokk..
Sisanya: ibunya suka gatel-gatel atau enggak (berarti alergi) dan berat badan naik atau nggak (TB atau bukan)

Kembali ke nyusu sambil tiduran. Ternyata nggak boleh loh! Dan ini udah dua kejadian Puspita. Petunjuk manalagi sih yang mau kau dustai? Hah..? Hah? Hah??

Kata Pak Profesor, grok-grok dan batuk lama Litu salah satunya karena nyusu sambil tiduran. Kenapa gitu? Karena cairan yang harusnya di lambung, naik ke tenggorokan (bikin batuk) dan turun ke paru-paru (bikin grok-grok). Ini yang disebut GER/GERD Gastroesophageal Reflux (Disease). Wheezingnya juga bukan karena asma, tapi karena cairan itu yang akhirnya jadi riak ngumpul.


Denger/baca GER bukan yang pertama. Sering baca dimana-mana tapi nggak pernah detail. Soalnya merasa Litu nggak kolik atau muntah atau gumoh berlebih. Tapi batuk iya hahahah. Baru tau deh kalo GER symptomsnya salah satunya batuk kronik.

Jadi, sekedar sharing aja. Beda bayi tentunya beda kondisi. Mungkin ada baiknya mulai nanti malam kita nyusuin sambil bangkit dari tidur dan duduk. Kalo kata si Prof:

"Ibunya capek? Bukan urusan saya.."
 
Sampai sekarang diagnosa untuk batuk Litu GER. Belum tau tepat atau enggak. Semoga memang cuma itu. Tapi kata Pak Prof:
 
"Kalau anaknya ceria, mau makan minum dan tidur nyenyak. Namanya sehat.
Bapaknya aja kalo sakit kolokan kan? Iya nggak Bu?"

Tambahan:
Nyusuin yang bener memang sambil duduk kok. Kaki diganjel dingklik, perut bayi menempel perut ibu, sangga badan bayi dengan lengan/bantal. Itu teori-nya menurut konselor laktasi.

Tapi emang kalo sambil duduk itu pasti kepala lebih tinggi dari perut (dibandingkan posisi tiduran).
 

 
Happy breastfeeding!

Common Cold

Sejak Litu ulang tahun sampai detik ini, Litu BATUK!

Nggak ada jeda sama sekali. Berarti udah mau dua bulan yah batuknya. Ihhh.. Gemesss..

Maka, berkeliaranlah kami ke beberapa dokter ibukota. Dr. Y, Dr. HS, Dr. Sander dan terakhir Prof. Bambang Supriyatno. Untuk apa? Penegakan diagnosa sebenernya sakit apa sih si Gendhuk Ipel Ipel?

Anaknya sendiri gimana? Lengkap. Dari biasa aja, batuk-batuk kecil, batuk-batuk berat, radang tenggorokan, demam tinggi, sumeng, sembuh, pilek, grok-grok, wheezing. Semua silih berganti selama hampir dua bulan ini. Berat badan sempet drop 1/2 kilo. Mak! 1/2 kilo deh. Tapi dalam 1 minggu beratnya yang defisit 1/2 kilo itu udah balik 400 gram. Iyeayy!

Prosesnya cukup mengelus dada ibunya.

Mau coba recap ya. Karena percayalah, di antara penyakit-penyakit lain. Mungkin Common Cold yang paling menimbulkan friksi internal. Dokter muda nggak kasih obat, dokter senior kasih puyer. Mama santai, Eyang panik. Yang tua mikir "Ini anak sakit kok didiemin aja sih sampe begitu batuknya. Orang tua aja batuk nggak enak apalagi bayi". Yang muda mikir "Ya, kan Common Cold self limiting desease. Sembuh sendiri karena penyebabnya virus. Udah ke dokter jugak kok..". Berani tarohan, pasti bukan cuma disini kejadiannya :D

dr. Y
Karena kita (me and Tumbe) tipe yang begitu anak demam sedikit bawa ke dokter tapi jauh di lubuk sanubari juga pengen menerapkan Rational Use of Medicine (RUM), kita pilih dr. Y sebagai dokter anak Litu. Kenapa? Karena dia cantik kata Tumbe RUM berat. Jadi, walau kita bawa ke dokter nggak nunggu 3 hari, penanganan tetap RUM dan kitanya rada tenangan lah yah :)

Seperti biasa, menurut dr. Y ini Common Cold. Nggak perlu obat. Alergi dingin/debu? Ya dihilangkan sumber alerginya. Bukan dicari obatnya.

dr. HS
Dokter anak Tumbe waktu kecil sampe SMA. Kata Pak Dokter, penanganan mayan terlambat. Harus nebulasi dan minum puyer. Gejala Asmatis dan Bronkhiolitis.

dr. Sander
Kita cari third opinion. Dan sengaja cari yang nggak RUM RUM banget lah. As far as I know, dr. Sander masuk kategori ini. Dese bukan garis keras ASI atau RUM. Kenapa milihnya gitu? Ya karena kalo kita ke dr. Endah atau dr. Wati dapat dipastikan Litu Common Cold. Lalu apa kata doi? Common cold! Yeayyy! Begitu habis periksa, dengan super cepat dia bilang: "Oke, Litu.. Nggak perlu obat demam, nggak perlu obat alergi, nggak perlu obat batuk." Terus Mama Litu sedikit maksa untuk minta obat batuk dengan mengetengahkan diagnosa dr. HS. Dijawab ringan "Ya.. Kalau mau kasih obat batuk kasih ini deh Prospan. Ini terbuat dari daun-daunan". Puyer nggak usah, nebul nggak usah.

Habis itu Litu kena bakteri lain lagi yang menyebabkan demam. Kali ini radang tenggorokan. Baru setengah hari anget, langsung dibawa ke dr. Y. Eh, ternyata beneran nggak usah tunggu 3 hari demam loh. Buktinya, ini begitu dibawa ke dr. Y yang super RUM langsung dikasih antibiotik. Soalnya obvious (tanpa perlu cek lab) amandelnya ada selaput putih dan membesar. Untung nggak nunggu 3 hari demam kan hehehe.

Shit happens. Udah lah dijaga-jaga supaya nggak kena antibiotik. Akhirnya dapet antibiotik.. Eeeh.. Dosis pemberiannya salah. Di hari ke-5 yang harusnya antibiotik habis, masih sisa 1/4 botol. Ada yang salah disini. Ternyata, selama ini yang harusnya 0.5ml dikasihnya 0.25ml. Rasanya mau jedotin kepala deh. Kan di petunjuk antibiotiknya ada tulisan HABISKAN. Ini kalo ngabisin harus lewat dari 5 hari petunjuk dokter dong? Abisin aja? Stop aja karena 5 hari? Berenti kerja aja?

Lagi galau, di Hari Hari ketemu dokter umum yang RUM juga. Langsung tanpa malu-malu nyamperin. Dan doi lupis sama akik. Hahahahah. Nanya tentang salah dosis antibiotik. Dia jawab: nanti sms saya antibiotiknya apa. Kalau perlu ditambah antibiotik lain yang adequat dan habiskan lima hari. Lemes jonih!

Sampai rumah sms dr. Y dan katanya kalau demamnya sudah berhenti, antibiotik bisa stop aja. Fiuhh.. Belakangan tentang salah dosis antibiotik ini jg ditanyain ke Prof. BS. Katanya "Ya kalo kurang nggak papa. Yang nggak boleh itu berlebihan. Kalau kurang itu paling bakterinya dikilik-kilik aja" hihihi. Begitu ibu-ibu.. Kalau ada yang salah dosis (kesedikitan antibiotik) ini jawabannya yaa..

Setelah heboh-heboh. Eh, malemnya Litu nafasnya wheezing. Aduh! Kok wheezing sih? Balik lagi kita ke dr. Y. Katanya, ini virus baru lagi. Beda sama batuk kemarin. Kasian amat sih kamu sayang?

Setelah seminggu di nebulasi dan kasih obat batuk. Grok grok dan batuk masih ada. SMS lagi ke dr. Y. Jawabannya: "Coba konsul ke Prof. BS. Beliau ahli paru anak. Praktek di RSPI jam 5-8 mlm." Lalu kita berdua menatap meja makan dengan nanar.... Kenapa harus ke ahli paru? Kenapa dr. Y refer ke dokter lain? Kenapa ya?

Prof. BS
Tegang amat deh. Apalagi doi joke-nya suka bikin mau masuk ke bumi. Seperti:
lagi diperiksa
Prof: "Wah ini sih sudah pasti."
Me: "Pasti apa Dok?"
Prof: "Ini sih jelas ada paru-nya. Di rumah ada yang batuk darah nggak?"
Me: "Hah? Enggak Dok. Tapi pengasuhnya ganti-ganti sih.."
Prof: "Yah, mau bagaimana lagi? Yakin nggak ada yang batuk darah yah? Tapi jelas nih ada paru-nya. Nggak perlu rontgen atau tes lain saya sudah pastikan ada paru."
Me: *protes kecil* "Tapi beratnya naik terus Dok."
Prof: "Sigh... Yah tapi nggak papa. Bagus lah kalo dari kecil udah ada paru-nya begini. Kalo nggak ada.. NGGAK BISA NAPAS DONGG!!"
Me and Tumbe langsung: SAIIIIKKKKKK!!!!!!!!!! *sambil mau nangis

dan joke-joke lain seperti: "Tidurnya jangan telentang, nanti nggak bisa nafas." | "Oh gitu Prof? Selama ini telentang dia" | "Nggak berenti nafasnya?"| |"Nggg.. Enggak si Dok."| "Hebat yah udah NELEN TANG masih bisa nafas"| ......................

Akhir kata, Litu kenanya Common Cold dan nggak perlu obat sebetulnya. Tapi karena udah lama ya udah deh dikasih obat batuk dan obat lambung. Eh kenapa lambung? That deserves another post :D Udah panjang iniii..

Asmatis kemungkinannya 1: 200 anak dan hampir nggak mungkin. Bronkhiolitis kalo beneran anaknya musti di ICU.

*usep keringet*

My Toddler

Beberapa hari yang lalu, Lituhayu jalan! Wow.. Ucluk ucluk ucluk.. Jalan! Gape dikit, dia jalan sambil dash-dadah atau tepuk tangan atau berhenti sebentar utk ngambil semut.

Tumbe lgsg twit:
My 1 year old walks with style.. Gangnam Style!

Hihihi.. emang sih utk jaga keseimbangan tangannya kedepan mengepal. *tarik* *peluk*

Selain jalan, Litu udah bisa nunjuk-nunjuk. Papa, Mama, Eyang, Mbak Nunung, Mbak Ai, Abah. Juga bisa nunjuk bagian tubuh. Idung monkey mana? Idung Litu? Idung Mamah? Rambut, gigi, kaki, tangan. Aaaa....!

Sikat gigi udah hampir bisa. Masih suke ngisepin airnya sih dari bulu sikat hihihi. Gpp, hampir bisaa!

Kemarin malam, Mbak Nunung lewat sambil bawa makanan. Apa reaksi Litu? "Yeeasss... Mam! Mamam! Yeaas!" Gembul keciiiill!

Eh iya. Ada hikmahnya juga loh dia ganti2 pengasuh. Lumayan cepet beradaptasi dan ngak attached bgt sama orang selain Mamanya. Hohoho.

See you at the soonest sayang. I'm a proud Mama! :*

Giginya Litu, bukan dengkulnya yang disikat..
 

#MPASIzilla: The End[?]

Setelah 6 bulan full MPASI penuh cinta, sekarang saatnya table food. Udah bisa ikutan makan makanan dewasa. Yeayy! Tapi sebelum melangkah, tanya dulu dong sama Bu Dokter..

Me: "Dok, jadi kapan nih boleh gula garem kayak orang dewasa?"
dr.: *senyum dingin* "Selama mungkin."
Me: "Bukannya udah table food Dok?"
dr.: *senyum dingin* "Kebutuhan sodium anak itu tercukupi dengan makanan-makanan lain seperti ikan. Jadi garamnya ya nanti-nanti aja."
Me: "Kalo gula?"
dr.: *senyum dingin* "Ya apalagi. Hehe. Gula nggak ada guna-nya secara nutrisi."
Me: "Oke Doook... Makasih yaa"
*keluar sembari org@sme mini*

dalam hati:
"hmm... Jadi gula udah pasti enggak yah.. Kalo garem, kali diliat makanan anaknya juga. Yang penting nggak kekurangan sodium. Atau yodium sih? Beda apa enggak tuh ya? Ya udahlah, nanti aja garem. Lagian si Litu makannya masih kayak Tukang Ojek, alias banyak banget. Nanti lah yah kali kalo doi udah GTM, baru dikasih garem dikit biar enak. Itupun kalo udah keterlaluan kali ya. Kalo makanan restoran ya diliat-liat dulu aja. Resto apa ya yang paling acceptable*? Yada yada yada.."

Kemudian balada suster datang.

Suster silih berganti. Dan dengan demikian jadwal makan berantakan :(

Sungguh, capek loh ngajarin masalah MPASI ini ke orang-orang berbeda.

Contoh 1: Kentang itu bukan sayur Sus
Sebagaimana ibu-ibu kita kalo ngesop. Pasti pakein kentang... In my repertoire, kentang bukan sayur (karena gizinya lebih sedikit dibanding.. brokoli misalnya) melainkan alternatif karbo. Kapan itu ketauan pas nanya "Sayurnya tadi apa Sus?" dijawab "Sop pake kentang sama ayam Bu." -__-

Tentunya diajarin lagi.

Contoh 2: Daging api kecil, sayur api besar Sus
..................... (ini tandanya mau ngetik juga males)
Brokoli jadi warna coklat. Capek deh.

Dan berbagai printilan MPASIZilla lainnya.

Hiks.. Beberapa hari Litu makannya cuman sop, sop dan sop. Flaxseed apa kabar? Nggak sempet nge-grind. Kasian Titu, maaf yah..

Pagi ini Litu makan sop asparagus telor. Hampir aja dia makan telor 3x karena si Embak nggak bilang ayam/daging habis. Terpaksa deh pake sirloin Bapaknya dulu :(

I'll make it up tomorrow, Baby..

Could this be the end of an era?

*)resto yang acceptable for moi by far: breakfast Mcdonald, ayam rebus Duck King dan roasted chicken Kenny Rogers

#Product Review: L'Oreal Miss Candy (Nail Polish)

I heart nail polish.

Sebelum punya anak. Jaman SMP pake kutek ijo beli di depan sekolah harga 3ribuan. SMA ngidam berat kutek Chanel warna biru yang ada di majalah-majalah bule. Kuliah, di kelas pake kutek ungu Sally Hansen. Pacaran minta dibeliin French Manicure Set Mavala. Jam makan siang cari OPI warna super gelap biar kulit kaki jadi bersih. Mau meeting sama Big Boss waktu di law firm deg2an, gapapa ga ya pake OPI shocking pink begini?

Tapi itu semua duluuu...

Dulu sebelum punya anak. Hahaha. Kan, emang paling bete kalo kutekan malem yah. Perasaan udah kering, udah disemprot dan di hairdryer kok. Tapi kenapa pas bangun bucek ya? Ada garis-garis serat bantal. Hueee... Not cool!! Nah, kalo udah beranak gini? Waktu kutekan proper kapan dong? Malem nanti ada semburat bantal. Pagi/wiken anaknya jadi anak koala melulu, nggak mau dilepas. Di kantor aja (lagi).. Yah, kantor akik baru deh yah. Nanti aku diomongin kalo pagi-pagi kutekan. Hihihi.

Jadi, udah deh. Putus hubungan dengan kutek!

Sampai kemarin, nyobain L'Oreal. Pernah denger kalo itu dari gel apa apa gitu. Tapi bener apa enggaknya nggak tau deh hehe. Bukan line yang ini kali. Bau-baunya sih sama aja.. Bau kutek! Dicobain sesaat sebelum pergi cari sekolah Litu di hari Sabtu siang. Makenya aja sambil megangin si Anak Koala. Hup, sekali oles. Kebanyakan, bleber. Tapi langsung nutup. Uwow!

Cuman make di 3 jari, soalnya paling bentar lagi blucek gara-gara gendong Lituhayu kan? Eh, pas dipegang. Udah kering sempurna loh! Tiban lagi 1 layer di satu kuku. Tunggu sebentar, dan.. Kering lagi! Wow! Miss Candy mungkin nggak tau kalau kuteknya Mother Friendly banget.

Line warna Miss Candy warna-warna pastel gitu. Lumayan boost wiken mood loh. Nggak perlu Me-Time, cuma pasang kutek aja kok udah seneng ya?

 
I'm seriously amazed with this nail polish. 
 



Ayo, Sekolah!

Diawali dari foto-foto Path si Icut yang laporan mengenai survey sekolah buat Malik ke suaminya. Liat-liat dan kemudian inget. Oh iya, Litu kapan ya sekolahnya?

Sejak dituduh lesbian sama Bu Guru, udah bertekad untuk mikir 3x lebih keras dalam nentuin sekolah anak kelak. Eh nggak terasa:

(percakapan dengan fin planner pasca monthly report)

Me: "Thanks Mbak. Btw.. Jatah Play Group Litu dipakenya kapan ya? Dan berapa budgetnya?"
Her: "Untuk Play Group dipakenya pas Litu 3 tahun, yaitu 1,5 tahun lagi. Budgetnya rp.xx sekarang ada rp.xx."

And I was like.. OHMYGOD!! 1.5 taun lagi mah nggak kerasa! Udah gitu si Icut cerita dia daftar minggu lalu dapetnya Juli 2013. Aku gimana ini gimanaa?

Jauh sebelum benih Litu hadir, udah concern tentang sekolah. Sekarang, semua itu terhampar di depan mata. Kalau dulu mikirnya "TK di deket rumah aja dan belajar Bahasa Inggris di ILP", sekarang rada berubah setelah konsultasi ke mana-mana jadi begini "Jangan sampe TK SD hebat-hebat pas kuliah duitnya abis." Hupla!

Time flies. Bentar lagi ngutekkin kuku kaki Lituhayu :')

Tum Be Ke Lin Tji

Oh, butuh banget ini diceritain. Hihihi. Sehubungan dengan suster bau, kita kan konsul ke mama mama masing-masing. Ini percakapan Tumbe dengan Mama Tumbe tanpa bumbu tambahan pengurangan.

Tumbe: "Mami.. Mami lagi ngapain Mami?"
Mama Tumbe: *kira-kira* "Lagi makan di blabla"
Tumbe: "Ooo. Lagi makan ya. Mami, bantuin kita dong Mami.. Kita lagi ada masalah keluarga nih. Penting banget.Genting ini genting."
MT: *kira-kira* "Apa apa? Masalah keluarga apa?"
T: "Itu Mami.. Suster kita.. Bau mulut sama bau ketiak.."
MT: *ketawa kenceng sampe kedengeran ke luar telepon*
T: "Menurut Mami di cut apa beri kesempatan kedua. Nanti Nita suruh bilang "Sus, kamu bau mulut sama bau ketiak. Tolong setiap hari sikat gigi, kumur-kumur dan pake deodoran" atau gimana?"
MT: *kira-kira* "Ya, kalo bau mulut susah sih. Itu nggak bisa ilang. Cut aja deh"
T: "Gitu ya Mami?"
MT: *kira-kira* "Iya"
T: "Ya udah deh, Mami lagi makan ya?"
MT: "Iyah"
T: "Oke Mami, abis makan jangan lupa kumur-kumur ya.. Nanti bau mulut loh"
.................................................................

That, my daughter, is the rationale behind the name, Kelintji Putih.

Gusar

Emang susah yah cari pengasuh yang baik. Beneran deh, kadang-kadang mikir aja sih. Ini beneran nih rela anaknya diasuh sama orang-orang dengan karakteristik bujugbuneng begini? Katanya golden period tapi kok pengasuhan begini amat. Emang yah, cari duit itu mahal. Semahal karakter anak nantinya. Hiks.

Suster Litu udah ganti sebanyak: 6 kali. Dari yang standard wawancara dan milih-milih sampe terakhir bahkan mungkin bekas maling juga diterima deh, demi besok bisa ngantor sedikit lebih tenang.

Kenapa bisa 6 kali ganti is another story. Padahal rasa-rasanya nggak pernah galak sama sekali. Toleransi tinggi. Asli deh, tinggi banget. Terakhir anak dibawa ke kompleks sebelah NAIK MOTOR aja cuman bilang "Sus, tadi ke mana? Blablabla. Terakhir ya Sus, seperti ini." Hiks.

Ini kayanya karma dulu waktu kecil super spoiled dan suka nendangin si embak kl dipakein kaos kaki deh ini. Pasti! Pasti!

Beberapa hari yang lalu, suster baru buat Litu datang ke rumah Eyang Koes. Pulang kantor dengan harapan tinggi, kita jemput Litu yang lagi dititipin ke situ. Tau-tau Tumbe dengan gegap gempita bilang "Tuh, suster kamu.. Tidur di tempat tidur bagian kamu" Hkkkkk.... Tapi nggak papah, sebelom-sebelomnya juga hampir semua suster tidurnya di tempat tidur majikan kok *senyum* *fakyu* Tapi kali ini menjadi salah karena yang nge-gepin si Tumbe. Anak ini untuk masalah privacy nggak bisa dikutak kutik sama sekali. Jadi, 1 point berkurang dari si suster.

Oh iya, sepanjang tidur manisnya, Neng Litu ada di pinggir kasur loh. Yang membuat fatal lagi-lagi karena bapaknya yang nge-gepin. Minus lagi kamu Sus!

Di perjalanan pulang ke Bintaro, si sus SMSan terus. Another 1 minus point.

Keesokan hari-nya. Seperti biasa sebelom ngantor drop Litu dulu ke eyangnya. Sudah mandi, makan, manis dengan rambut poni ke samping semua, terus "Yuk berangkat!" dan dijawab "Sebentar Bu, saya mandi dulu." Jam 8 pagi. Oh me oh my. Langsung tegur "Oh, nggak bisa begini Sus. Pertama yang kamu harus kerjain itu mandi. Nggak ada cerita pegang anak belom mandi. Sebelom pegang anak juga harus cuci tangan. Sebelom masak cuci tangan." Dan, yang begini dibilang Suster Pengalaman. Oke deh. Tet tot. Minus lagi.

Di jalan, tiba-tiba pusing. Ancur.. Bau banget nih suster. Padahal tadi mandi yah. Ya udah deh, nanti dibeliin deodoran. Kan cuma bau badan.

Beberapa hari, Litu udah lumayan mau main-main sama dia. Bau? Iya sih..

Sabtu datang. Lagi gantiin pampers berdua Litu. Tau-tau ada bau banget. "Wah pupi nih Sus kayaknya". Dibuka pampersnya lagi sama si Sus dan dijawab "Ah, enggak kok Bu." Dan saat itu langsung tau, kalo itu bukan pupi, tapi bau mulut si Sus. Oh ya ampun Nak, maafin Mami yah.. Kamu tiga hari harus cium bebauan konstan :'(

Siang abis makan siang langsung angkut si Sus dan si Embak untuk ke dokter gigi. Gile aje lu. Doi duduk di belakang aja bau combo-nya sampe ke depan. Asli pusing abis. Tumbe sampe beberapa kali mau nyundul mobil depan dan salah keluar tol. Lagi-lagi yang paling kasian ya Lituhayu :(

Di tengah perjalanan, Tumbe dengan muka mabok dan tone serius bilang "Gic, could you ask her to put her hands down?" EHYAAMPUN. Nggak taunya doi ngetek aja ke car seat sepanjang perjalanan. Mamaaaa!!!

Sampe ke dokter gigi, sebelom mereka diperiksa udah konsul ke dokter bahwa ini pengasuhnya bau mulutnya minta ampun. Asli yah. Nggak pernah cium bau mulut yang melebihi itu. Terus pas diperiksa, dokterpun terbelalak. Katanya parah banget. Bolong krowak gede banget (yang bisa kemasukan nasi) dan karang gigi banyak banget. Sampe-sampe si dokter nggak jadi scalling loh. Parah nggak tuh? Kata Bu Dokter, bau mulut dari gigi bolong akan ada efeknya ke anak. Ya iyalah ya, orang awam aja mikirnya itu mulut udah kotor banget dan penuh bakteri. Kalo pas lagi nyuapin makanan sambil nyanyi ada yang loncat kan mungkin banget ya?

Singkat kata, dia ternyata nggak pernah mandi dan nggak pernah gosok gigi tapi selalu pake maskara. Kalo terhadap badannya aja jorok gimana kerjaannya sih.

Dan, singkat kata. Sekarang di #kebsir lagi mikir aja sih. Ini semua sepadan nggak sih?

Singkat kata lagi, daycare solusi kali ya. Mari kita para orang tua jangan jadi egoislah. Asa nggak tega ninggalin tapi anak diasuh sama orang nggak jelas. Mungkin di daycare anaknya lebih senang dan yang ngasuh lebih jelas juntrungannya.

Tersingkat. Apa kabar suster lama yang janji mau balik abis lebaran? Oh, hamil aja dia di luar nikah. Udah 4 bulan.

Senyum singkat.

Sambil menebar fakyu.

#LDS, maaf ya.

Motherhood

Setelah meeting panjang yang penuh dengan angka, kemaren malem judulnya: tepar.

Teparnya tapi salah lokasi. Di jalan tol! Asli yah.. Itu yang namanya ngantuk bener-bener parah. Sebelumnya pernah juga sih sekali kejadian: di atas lebak bulus lg ngebut di jalur kanan, ngantuk, terus znggg... Fatamorgana! Tiba-tiba jalanan jadi menukik ke kiri. Anjrit. Seumur-umur jadi warga Lebak Bulus, kayanya nggak pernah deh jalan tol di atas Carrefour menukik ke kiri. Tapi ya namanya juga ngantuk yah, jadi rada ngerem dikit sebelum kemudian sadar bahwa itu fatamorgana belaka. Ngeri banget nggak sih?

Tadi malem, kejadian berulang. Dari depan kantor emang udah laper dan ngantuk. Di tol apalagi dong.. Kalo macet sih enak. Merem aja, nanti kalo di mata (pas merem itu) ada warna merah-merah artinya mobil depan injek rem untuk kemudian injek gas. Yakni: waktunya kita jalan!

Bahkan sampe ada percakapan batiniyah yang kurang lebih begini:

Me: Ini kan ngantuk banget yah, lower your speed. Merem dikit sambil jaga kecepatan mobil konstan ga papa lah.
Me: Ah, geblek. Ya nubruk dong?
Me: Tapi kan ini jaraknya kurang lebih sama dan kecepatan juga sama. Ngantuk kan?
Me: Gila. Enggak ah.
Me: Ya udah, liatin aja. Inget nggak sih si Arief dulu juga suka tidur di tol? Paling nyundul mobil depan kan? Yang penting nggak ngebut.
Me: No no no. Gila.
Me: Ya udah, terserah siih..
Me: No no no. Gila.

Begitu terus, tau-tau mobil mulai mengarah ke pembatas jalan di kanan. Homigod. Hampir kebalik lagi mobil eke!

Tapi itupun nggak membuat keinginan tidur sirna. Tetep terkantuk-kantuk. Beberapa kali merem di jalan. Ah gile aje lu.

Singkat kata, sampai rumah Eyang Koes dengan selamat. Tapi cranky dan laper. Eh, nggak taunya ada yang lebih cranky dan laper lagi.. Yang umurnya 1 tahun beberapa hari. Huiii...

Akhirnya, nyusuin sambil tidur untuk beneran tidur.

Tumbe masuk ke kamar Eyang Koes dan nanya "apa mau tidur sini aja?" dibalas dengan anggukan merem. Cuss.. Tumbe pulang ke Bints dan kami pisah ranjang. Maaf yah Umbi, aku kayanya nggak sanggup deh handle Litu dari Lebul ke Bints. Untung Tumbe pengertian. Pesennya (yang keinget) cuman: "Ada repellent nyamuk ngga? Banyak nyamuk banget nih" dan tentunya nggak di jawab.

Ya udah, tidur tanpa cuci kaki dan bersihin muka. Melek dikit. Eh, ada nyamuk di jidat Litu. Tapi nggak ada energy deh buat melakukan yang harus dilakukan. Sampai jam 12.00 kebangun. Kronologisnya:

Bangun - Liat Jam, Jam 12 Malem - Ke Ruang Tengah - Ambil Android - Playstore - Search Mosquito - Download - Set 0.9Khz (tanpa tau apapun) - Tidur.

Semua dilakukan setengah sadar.

Pagi-pagi muka Litu bentol-bentol digigit nyamuk. Ah, itu pasti sebelum nyalain si aplikasi nyamuk. Entah berhasil atau tidak si aplikasi itu, I have to say: I'm quite amazed of myself loh. Kok bisa dikala tengleng kepikiran download aplikasi nyamuk sih? Padahal kan nggak pernah cari tau aplikasi itu sebelumnya. Apa jangan2 di tidurpun seorang ibu mikirin anaknya ya?

Oh well, good morning all!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects