Showing posts with label Umroh. Show all posts
Showing posts with label Umroh. Show all posts

Day 10 - Closure

24 Agustus 2010

So, I guess we can call it a trip! Semoga dari travel journal ini ngga ada ke riya'an terselubung yah. If so, you know I didn't mean it at all. Lah wong isinya cuman ketawa2 doang kok hihihi.

Pengalaman perdana umroh ini somehow membangkitkan percaya diri untuk berangkat umroh mandiri. Maksudnya, tanpa travel agent. Untuk tour tinggal pesen mobil dan panggil si Muthawif Al Azhar Cairo itu ajah. Untuk pesawat bisa cari dari kapan tau. Asal jangan naik SQ yah.. Lama nyampenya karena (taun ini) transit Singapur aja 6 jam. Hotel? Yah seperti liburan pada umumnya.. Lewat internet aja. Kendalanya mungkin bahasa yah. Tapi kemaren sih survive-survive aja tuh dengan bahasa Indonesia, bahasa isyarat dan kata kata "halas" dan "sukron". Hehehe. Tertarik neng?

Lesson from the trip (and prior to it):

Uang bisa dicari, momen [mungkin] tidak akan terulang.
.
The end.

Day 10 JED-CGK

24 Agustus 2010

Akhirnya... saatnya pulang! Yayyy!

Pagi-pagi ada berita nggak enak karena salah satu tante ibunya meninggal dunia. Jadilah prioritas pertama mencarikan tiket tercepat karena pesawat kita jam 21.00.

Setelah kehebohan usai, jalan-jalan dikit ke toko 2 riyal sebelah hotel. Untuk beli celana d*lem. Abis bok!

Note to self: Apapun yang terjadi, kemanapun, harus bawa 1 stel baju ganti, 1 baju tidur, 1 stel baju dalam dan seperangkat alat mandi dan kecantikan.

Di pesawat (kali ini ngga dapet tempat duduk di lantai 2. Huuu... sedih) dikasih makan super sering dan super banyak. Sungguh kenyang! Tante sebelahku memberikan berbagai resep masakan dan mengundang ke rumahnya untuk belajar masak. Hihihi. I will Tante :)

Sesampai di CGK jam 11.45 am, langsung telp Tumbelina. Kata pertamanya: "Bonjourrrnoo..". I love him!

Agak deg-degan menanti kehadiran bagasi. Karena percayalah kalau bagasi itu hilang... bisa nangis darah. Untungnya sang bagasi tak kurang suatu apapun. Berpelukan dan bercipika cipiki dengan om, tante dan teman-teman. Sedih juga :')

to be continued...

Day 9 - Stranded in Jeddah

23 Agustus 2010

Rencananya hari itu naik pesawat jam 3 pm untuk transit di Dammam dan langsung Cengkareng.

Akan tetapi, karena satu dan lain hal... Boarding jam 3 kita baru mau masuk ke ruang boarding jam... tiga kurang sepuluh!

Dan tertolaklah kami satu rombongan.. What a birthday gift!

Apa kabar dengan bagasi? Bagasi sudah sampai di Ad Dammam ajah. Oh noooo...! Semua belanjaan ada disana! Dan karena tingkat security diri terlalu tinggi, kita cuman bawa tas selempang aja. Ngga ada hand carry. Which means... Nggak ada baju dalem, baju, sabun, sabun muka, shampoo, sikat gigi, odollll... Aaaaaa!

Nginep di hotel yang oleh panitia sengaja dipilihkan pas di belakang Balad. Tapi sungguh, jiwa dan raga sudah terlalu lelah untuk belanja. Kamipun absen makan bakso Mangoedin dan berbelanja malam malam. Keesokan hari-nya pun belanjanya nitip aja hihih.

Panitia cukup manis, pagi-pagi sudah mengetuk pintu dengan membawakan sikat gigi dan odol :) Eh, tapi Tumbe juga manis.. Kan sebelumnya rencana dari airport ke rumah mau naik taksi aja, daripada ngerepotin. Tapi Tumbe insist Pak Adi untuk jemput kita. Karena menurut perkiraan dia kita pasti capek :) Kiss to Tumbe!

to be continued...

Day 9 - Affection

23 Agustus 2010

Jam 10.00 am rombongan check out dari hotel dan bersiap meninggalkan Mekkah untuk selanjutnya ke Jeddah dan kembali ke Jakarta.

Selama di Arab ini jarang banget liat orang pacaran or suami-istri bergelayutan. Jangankan bergelayutan bok, jalan bareng aja jarang liat hihi.

Salah seorang om cerita, katanya di Arab itu mahar kawinnya besar sekali sampai2 sekarang tendensinya adalah yang banyak cewek nggak kawin2 dan... banyak homo!

Terbukti benar.

Supir bis ke Jeddah kali ini pacarnya adalah pria ber-biceps dengan kulit keemasan dan rambut ikal! (gambaran sontak bak Harlequin) Sepanjang jalan kerjaannya ngelus-ngelus Si Biceps dan kadang-kadang kaki Si Biceps ditaro di paha sang supir... Cara nyetir? Tetep beringas dong ah! Hihi.

Sekali-sekalinya duduk di depan pemandangannya begitu. Yah apa boleh buat? Nonton terus deh.. Sambil terbersit rasa rindu pada Tumbelina *loh*

City tour Jeddah ke beberapa tempat di antaranya Red Sea dan The Floating Mosque. Nggak ada yang terlalu spesial. Seruan juga nonton orang pacaran hihihi.

to be continued...

Day 9 - The Birthday Gal

23 Agustus 2010... and that makes me officially 28!


Bangun jam 2.00 am untuk early sahur di kamar sambil merem dan bersiap Tawaf Wada. Yuk lah kita Tawaf daripada nanti siang jam 7 bersama rombongan panasnya pasti sampe ke ubun-ubun.
.
Pulsa Arab udah abis jadi untuk pertama kalinya semenjak kenal Tumbelina, ulang taun nggak diselametin heheheh.
.
Perasaan hari itu? Content. :)
.
Berderap keluar hotel jam 2.30 am dan jangan bosen yah.. Tapi panas loh hehehe. Tujuan pertama adalah ke toko emas. Pengen tau aja emas Arab yang katanya tersohor itu seperti apa. 1 gramnya dapet harga 150 Riyal, berarti sekitar.. rrr... Rp. 375.000 ya per gram? Eh lupa berapa Riyal deh. Hihihi. Bomat, bodo amat! Pokoknya beli lah kenang-kenangan dari Mekkah.
Selanjutnya ke tujuan utama, yaitu Masjidil Haram dan kotak hitam di dalamnya. Suasana ramai dan damai. Ah, mungkin hanya sedang sentimentil aja yah..

Tawaf bertiga dan berpegangan tangan selalu. Sudah ramai ternyata jam segitu yah. Prosesi berjalan lancar. Kami sempat termangu lama setelah shalat di Hijir Ismail, menyentuh Kabah dan kiss-bye ke Hajar Aswat. On the solo attempt to reach Hajar Aswat, ada bapak-bapak tua menasihati dengan bahasa Arab tapi somehow bisa dipahami juga maksudnya yg antara lain seperti ini "Liat tu orang-orang disana? Laki-laki semua! Ngga ada perempuan. Gila kamu kalo masuk nanti kepalanya bisa pecah! Hajar Aswat itu sunnah!" Ah, baiklah om aku menurut. Seraya menatap para lelaki yang bagaikan konser mumbul-mumbul di atas laki-laki lainnya. Gara-gara itu jadi terpisah dari rombongan mini. Tapi sebelumnya udah janjian kalo ilang ya udah hehehe.

Mecca Royal Clock Tower and Kabah

Pintu Kabah

Singkat cerita, azan Subuh berkumandang. Dan si gadis dua puluh delapan tahun-pun shalat subuh di tengah-tengah ibu-ibu Arab. Hanya kali ini, pandangan tidak turun ke bawah.. Melainkan lurus ke depan. Ke Kotak Hitam!

to be continued...

Day 8 - Men and Ladies/Family

22 Agustus 2010

Tinggal 2 hari lagi di Arab, masak makan makanan Indonesia terus? Mana nih cullinary adventure-nya?

Niat awal dari Jkt emang udah rada busuk. Pokoknya harussss makan McDonald Arab! Mijn Moeder geleng-geleng. Pengen tau aja sih makanan Arab yang diasimilasi di menunya apa. Untung KFC sempet cobain jadi ngga terlalu penasaran lagi.. Nasi-nya nasi mandi dan porsi-nya teteppp porsi Arab ehaueau.

Nah, kali ini mau yang beneran Arab. Kambing, kambing, kambing dan AYAM GEDE GEDE!!! Wihuuuu! Resto favorit adalah Hera Resto di Hilton. Ennyaakk.. Kalah deh nasi uduk! Yam yam yam! Antri-nya bagaikan ngantri sembako. Berdesakkan dan orang-orang pada menggedor-gedor itu jendela kaca. Seru.. seru..!

Oh iya, ngantrinya sesuai jender loh masih. Hihi. Men untuk laki-laki dan Family or Ladies untuk perempuan. Tentang jender ini menjadi issue ketika kita mau buka puasa di Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah.. Karena semua tempat penuh dan tempat tersisa nggak ada space buat perempuan. Widih... Bandara Internasional loh itu.

Land of men...

I miss my cullinary mate. Kalo doi ada disini pasti kita ngga balik-balik ke hotel deh.. makan terus :D

Versi Arab



to be continued...

Day 8 - Malaysia vs. Indonesia

22 Agustus 2010

Akibat ketinggalan bis tour, kita melangkah pasti untuk tetep jalan ke Padang Arafah naik taksi. Nanti pulangnya ya naik taksi aja lah.. Ternyata, nggak ada taksiiii!!! Dan panasnya luarrr biassaa! Plus bau eek onta yang bertebaran dimana-mana.

Akhirnya solusi yang paling feasible (nggak bisa pesen taksi lewat telephone yee disana) adalah: menumpang bis orang!

Tentunya sasaran utama adalah grup Indonesia lainnya dong. Masak ngeliat cewe2 3 orang di Padang Arafah tega sih nggak diangkut? Ternyata, teeegaaa book! Waktu kita samperin seorang bapak-bapak, istrinya lgsg menggamit lengan dan ngajak pergi aje gitu loh.. *elus dada.

Gagal dengan kontingen Indonesia, sekarang dicoba kontingen negara tetangga. Buset! Tanpa babibu, kita ber-3 diangkut naik bis dan juga diikutkan dalam tour mereka! Jadilah kita mampir ke Gua Hira dan Masjid Jaronah untuk mengambil miqot lagi. Setiap berhenti di tiap obyek, mereka nungguin sampe kita selesai. Bagaikan peserta tour deh. Ah, terima kasih warga Malaysia yang baik hati. Semoga amal ibadahnya diterima Allah S.W.T.

Di Masjid Jaronah dulunya ada sumber mata air yang airnya konon sekti dan bisa menyembuhkan penyakit. Sang Bapak Gua dari Jakarta udah wanti-wanti untuk ambil itu air supaya cepet punya cucu baru. Hihihi. Tetapi ternyata sang mata air udah ditutup karena syiriq. Yaaaa penonton kecewa!

Karena lokasinya yang diluar areal Haram, sekalianlah kuambil miqot untuk menunaikan umroh yang kedua. Rencananya pengen ngumrohin yang udah nggak ada. Tetapi ternyata miqotnya batal bok.. Karena sampe hotel jam 12 siang, kepanasan dan langsung ganti daster. Huaa.. Kan ga boleh buka baju! :((

to be continued...

Day 8 - Jabal Rahmah

22 Agustus 2010

Hari ini rencananya adalah city tour. Janjian di lobby hotel jam 07.00 am. Akan tetapi karena terlalu tepar (note: memang benar nasihat orang-orang. jgn di geber di tempat lain nanti pas di Mekkahnya teler.) keluar kamar jam 07.10 am dan menyebabkan ketinggalan bis :(

Tanpa pikir dua kali, langsung tanchap naik taksi ke Jabal Rahmah. Tempat dimana Adam dan Hawa dipertemukan kembali setelah berpisah 200 tahun. Romantisnyaaa... :)

Jabal Rahmah ini tempatnya di Padang Arafah. Jadi yahh.. mayan deh yah panasnya.. Nah di atas bukit itulah konon kabarnya pertemuan Adam dan Hawa. Mitosnya, barang siapa yang menuliskan namanya disitu akan dilapangkan jodohnya dan kalau sekalian pasangan akan kekal cintanya. Jadilah itu tugu jadi berwarna item di bagian bawah.
Dengan semangat empat lima kudaki sang Jabal hingga ke puncak sendirian. Terus kan banyak tukang foto polaroid yang nawar2in foto yah. Di bawah sih nggak digubris. Tapi begitu liat ada yang nawarin sambil bawa spidol besar merah langsung.. nggak pake nawar di-okein. Dan kegiatan anarkis-vandalis pun kujalani. Membuat tulisan Nita Tami besar di dalam gambar love. Hahaha. Dan juga untuk D*d* dan W*w*. Hehehe.

Abis di foto dan bayar 10 riyal, eh ada fotografer lain keukeuh nawarin motret di depan tugu.

Hadehh.. Gue foto juga lu!!

Cekreekkk....

Nyaahhh, sempet amat tu orang senyum simpul. Hihihi.

Berakhir dengan canda tawa dalam dua bahasa yang berbeda dan lambaian tangan dari Siti Rahmah. Sukrooonn..!


to be continued...

Day 7 - Mekkah

21 Agustus 2010

Supir-supir Arab tuh ya.. Bener-bener deh.. Beringas berat!! Kalo diitung-itung udah 3 kali aja dalam 7 hari total disana hampir kecelakaan fatal. Fatal loh ya. Bukan serempetan belaka. Iya, sampe kaya di filem-filem mobilnya keluar jalanan, berdeciiittt... ciiiiitttt... trs selon jalan lagi dan beringas lagi. Wewww.. Jakarta ngga ada apa-apanya.

Tetapi yg pasti warga Saudi Arabia bangga betul dengan jam barunya. Itu loh yang ngalah-ngalahin Big Ben dan lg diusulkan untuk dijadikan pengganti Greenwich Mean Time.

Mecca Royal Clock. Coba dibandingkan dengan gedung-gedung di sekitarnya. Ekstrim bukan?

Hari ini perdana buka puasa di Mekkah. Ternyata kita lebih suka suasana Medinah. Karena disini lebih ngga teratur dan kurma-nya keras-keras heheheh.

Mijn Moeder abis buka pulang untuk istirahat. Jadilah tarawih jalan sendiri. Mana janjimu Moeder katanya takkan membiarkanku sendiri di Arabica karena takut diperkaos? Hehehe.

to be continued...

Day 6 - A Love Lesson at Corniche

20 Agustus 2010

Wanti-wanti dari Jakarta dan Canberra adalah: "Jangan dipaksain kalau nggak kuat".

Sesampai di Jeddah, langsung mengurus extend stay 1 malam lagi (biaya sendiri) dengan pertimbangan: (i) terlalu lelah untuk kembali ke Mekkah hari itu juga; (ii) ah, Jeddah kan kota internasional.. Buktinya tadi ada bule di reception; dan (iii) Jeddah-Mekkah kan cuman 1 jam ini. .
Untung selain me and Mijn Moeder ada pasangan suami-istri yang berpikiran sama. Yay! Ada temennya!

Mijn Moeder istirahat seharian sementara Siti Rahmah kembali. Menjelajahi Al Balad untuk membeli parfum-parfum, cokelat-cokelat, baju-baju dan kurma-kurma. Ditutup dengan makan Bakso Mangoedin, sebuah kedai bakso rasa Indonesia dengan porsi Arab. Cocok lah sama yang beginian :p

Jam 10.30 malam ketika kami bersiap tidur, telephone hotel berdering. Aha! Ajakan jalan-jalan dari kamar sebelah! Siap Oooomm... 5 menit lagi yaa!

Dan kami berempat-pun menjelajahi Corniche.

Tumbe ketiban untung, dapet sepatu basket! Waktu pemilihan sepatu kan pilihannya Adidas dan Nike. Yang Adidas harganya separo harga Nike. Om dan Tante Romantis memberi petuah "Mbak, kalo memberi sesuatu untuk suami harus yang terbaik..".

Ok Om & Tante, well noted. Semoga aku dan Tumbe bisa seperti Om dan Tante yaa... Saling memuja dan saling jatuh cinta terus.



to be continued...

Day 5 - Ijab Qabul di Masjidil Haram

19-20 Agustus 2010

Judes dan galaknya keluar. Ampun.

Kita selesai umroh jam 1.00 pagi, tapi karena ada geng kursi roda yang baru mulai Tawaf, alhasil satu rombongan musti menunggu.

Sampai tiba saat kami dikomando untuk menuju bus stop dengan dipimpin oleh sang Muthawif. Yang mana grogi apa gimana gitu doi adanya di kanan sementara rombongan ibu-ibu ada di kiri. Langsung kusamber: "Heh! Pemimpin rombongan yang bener dong! Masak rombongan di kiri kamu ada di kanan sendiri?!!!" doi jawab "Yaa.. saya kan sambil nginget2 jalan juga" kubalas "Ya tetep harus sama-sama dong.. Kalo ilang gimana?" doi berseloroh "Jangan marah-marah, nanti umrohnya nggak diterima..." kusemprot keras "Itu bukan urusan kamu! Kalo kerja yang bener!!!". Dan pada saat itu mungkin umroh-ku tak diterima. Wallahu alam.

Singkat cerita, di pelataran Masjidil Haram menjelang Subuh, kasian juga sama si Muthawif ini. Ternyata mahasiswa Sastra Arab Al Azhar.

Ngobrol2 becanda2 sana sini sampai dia bertanya:

M: "Udah nikah belum?"
N: "Udah dong.."
M: "Kapan?"
N: "November taun lalu :)"
M: "Mmmm... Ijab Qabulnya gimana?"
N: "Yaaa... biasa ajalah pada umumnya aja."
M: "Nggg... Kalau kamu mau, pagi ini kita bisa Ijab Qabul di Haram"
Ibu Gua menyambar: "Haahaha.. Emang kamu suka ya sama dia?" seraya menunjuk aku
M: "Iya Bu... Walaupun garang-garang begini"
............

Hahaha.

to be continued...

Day 5 - Tawaf dan Sa'i

19 Agustus 2010

Di bus stop Masjidil Haram sudah banyak penjaja kursi roda yang menawarkan jasanya. Sebenernya kursi rodanya sih gratis, tapi sepertinya sudah dikuasai oleh para pendorong. Mijn Moeder ogah berat waktu ditawarin kursi roda. Dari raut wajahnya tersirat doi berkata "No way jose! I'm not that old!"... Kikikiki baiklah Ibuuu...

Setelah menerabas jemaat shalat tarawih, di hadapan terbentang apa yang selama ini hanya dapat dilihat di sajadah. Rumah Tuhan. To be frank, I'm not religious. Really. Ngintip gambar di sajadah aja cuman kalo ada maunya jarang kok. Tetapi pemandangan demikian sukses membuat lutut bergetar dan air mata tergenang. Thank you for inviting me dear God. Walaupun aku anak nakal masih diundang juga :')

Tawaf berjalan lancar dan hebatnya grup kami nggak berpencar sama sekali. Paling sesekali anak mudanya melepaskan diri untuk (i)coba cium Hajar Aswat; (ii)stay lebih lama di Hijir Ismail; or (iii) ngeliat cetakan kaki Nabi Ibrahim.

Agak doa-less juga karena takjubnya. Doa yang udah dirancang-rancangpun mendadak terlupa hihi. Tetapi yang pasti, begitu keadaan memadat.. langsung dikomando istighfar eh.. terus depan kita langsung lowong loh! Beneran deh. Terbukti berkali-kali and never failed! I guess it's another Alhamdulillah :)

Selanjutnya adalah Sa'i yang ramenya minta ampun. Itu udah bener2 nggak kuat deh. Setiap nawarin Ibu Gua "Mah, mau istirahat dulu nggak?" itu sebenernya ogut yg mau istirahat hihihi. Tapi Ibu Gua tetap semangat dan non-stop berjalan 7 kali dari Bukit Safa ke Bukit Marwah. Hebat Mami! :*

Tomato dan Mamato Post-Tawaf

to be continued...

Day 5 - Off to Mekkah

19 Agustus 2010

Rencananya hari ini adalah berangkat menuju Mekkah untuk menunaikan Umroh.
.
Setelah melalui diskusi yang cukup alot dimana kaum muda minta ke Jeddah tapi kaum tua lebih memilih beribadah di Mekkah (tentunya saya menjadi kepala aktivis geng Jeddah yang cukup gencar menuntut), akhirnya diputuskan untuk jam 3 sore berangkat ke Mekkah untuk langsung lanjut lagi ke Jeddah dan menginap 1 malam.
.
Wihh.. Nggak kebayang capeknya. Perjalanan itu 6 jam, jadi estimasi sampai di Mekkah jam 9 malam. Lanjut tawaf dan sa'i setelah usai tarawih jam 11.00 malam hingga kemungkinan selesai kira2 jam 2.00 pagi. Lanjut ke Jeddah perjalanan 1 jam. Wah, nggak kena nih.
.
Okelah, kita jalani saja.
.
Sebelum sampai, kita wajib shalat ihrom, berpakaian ihrom dan mengambil miqot yang dilangsungkan di Bir Ali. Panasnya luar biasa. Terpanas di Arab deh. Kalo nggak inget puasa udah menenggak air-air dingin yang tersedia dimana-mana deh.

Satu Derajat Menuju Titik Leleh :p


Pemandangan kali ini seperti preview surga. Semua berbaju putih dengan tempat begitu indah. Bak dongeng.... :)



Disini suasana mulai tegang karena kita harus menjaga miqot kita. Rambut nggak boleh rontok, kuku nggak boleh patah/copot (kok horor), kuping kalo gatel nggak boleh diusek2, idung juga nggak boleh diupilin, jilbab ngga boleh dibuka dan diusahakan untuk selalu dalam keadaan berwudhu. Okee... bukannya semakin dilarang semakin menggoda yah? Itu hari yang namanya idung kok ya gatel amat, jilbab kok mendadak ketat dan pengen banget garuk kepala.. Aaahhh godaan! Lebih baik kita tidur aja. Kan kalo ngga sengaja gpp hehehe.
.
Begitu sampai di Mekkah, wiwww.. Macet euy! Untungnya nggak sepanas Medinah/Bir Ali (ataukah adaptasi sudah terjadi sedemikian sempurnanya?) walaupun pas sujud shalat tarawih para ibu-ibu mengkhawatirkan proses perawatan wajahku yang begitu merah padam. Hahahah.
.
Disini kita dibimbing oleh seorang Muthawif muda yang tampak grogian. Hadeh..! Untung ada seorang tante dengan jiwa kepemimpinan natural yang tinggi yang akhirnya membimbing kita. Thanks Tante Erma :)


to be continued...

Day 4 - Adegan Dono

18 Agustus 2010

Setelah penantian panjang dari pagi, jam 12.00 pintu menuju Raudhah dibuka.

Raudhah ini penting sekali dan dikejar banyak umat yang rela keleleran disekitarnya. Sebisa mungkin yang masuk kedalam dalam keadaan berwudhu dan tanpa ada cela dalam menjalankan shalat seperti rambut keluar2, mukena kurang panjang dll. Bahkan tente-tante di tour memilih pakai baju baru untuk sowan ke makam Nabi.

Kali ini karena banyak yang mau masuk kita dibagi per bangsa. Bangsa Melayu it is! Kalau sebelumnya ngga dibagi-bagi jadi lumayan lah kesepak2 orang Arab dan sekitarnya yang naujubile gedenya.

Di kelompok kecil ini ada askar Indonesia yang memberi ceramah. Bagus juga ada beginian, jadinya ngga kerasa nunggu giliran. Sang askar galak juga loh tapi. Kalo ada ibu2 yang nyelonong pergi ke raudhah dipanggil pake toa. "Hoy Ibu!!! Ibu itu sama2 orang Melayu kan? Jangan kabur! Raudhah tidak kemana-mana. Akan ada giliran kita!". Hihihi seyem ah mau kabur.

Singkat cerita sampailah kembali kita di si karpet hijau. Kali ini targetnya adalah = shalat di antara makam Rasul dan mimbarnya. Kamipun berjuang masing-masing walaupun masih dalam satu jangkauan.

Lagi seru-serunya berdesakan, tiba tiba...

Ceprotttt..!!

Hah? T*ket gua diremes orang!!!!
Buset dah.. Astaghfirullah...!

Sekonyong-konyong kutengok si pelaku dengan tatapan seribu pisau! Nyeeeehhhhh... ternyata itu Ibu Gua! Lagi berusaha ngelangkahin orang yg lagi sujud trs limbung mau jatoh dan sontak nyari pegangan! Ada pundak kale Maahh... Hihihi

2 detik saling berpandangan bingung sampai akhirnya saudara-saudara, ketika semua orang berurai air mata di tempat suci itu, kami berdua tertawa berderai-derai sampe kepipis-pipis. Batallah wudhu-ku. Hihihi.

Sampe luar masih ketawa2 dan kata Ibu Gua "pantesan kok tak pegang empuk". Astaghfirullah Mami.. Ck ck ck. :p

Seperjalanan kembali ke hotel pukul 3 pagi, berpikir geli itu adegan kok Dono amat yah? Warkop abis. Hihihihi. Kalo difilemin tuh pasti pas adegan 'ceprot' lagu pink panther berkumandang. Ten not ten not ten not... ten not ten not ten not tenonenotttt twewwewewww weww wewww! Inikah azab kebanyakan ngomongin Dono? Hihihi.


to be continued...

Day 4 - Kepi Rohis dan Burung Dara di Nabawi

18 Agustus 2010

Hari ini rencananya adalah hari terakhir di Medinah. Rasa sedih hampir tidak ada karena rasa 'menikmati saat-saat terakhir' rasa-rasanya lebih kuat terasa.
.
Seperti biasa shalat Subuh bersama di masjid dan kembali tidur sejenak. Sekitar jam 11.00 am ciao ke masjid dengan tujuan ziarah makam Nabi Muhammad S.A.W untuk berpamitan.
.
Sebetulnya kita udah dikasih tau bahwa untuk perempuan itu ada jadwal pembukaan Raudhah. Yaitu ba'da Subuh, ba'da Dzuhur dan ba'da Tarawih. Nah, kalo jam 11.00 am berarti ba'da Subuh dong yah itungannya? Lagian katanya kalau bulan puasa Raudhah dibuka 24 jam untuk perempuan juga. Berbekal percaya diri yang kuat karena bisa sampai ke Raudhah tanpa halangan berarti di Day 2, berderaplah kami menjemput impian Raudhah.
.
Ternyata setelah tunggu demi tunggu, pintunya ditutup :( Orang2 bangsa lain pada menggedor sang pintu. Kita sih pasrah ajalah karena kan sebentar lagi Dzuhur juga repot kali ya kalo Raudhah-nya dibuka.
.
Nah, daripada balik ke hotel, kita memutuskan untuk stay di masjid hingga usai. Dari jam 11.00 sampai jam 3 pagi.
.
Untungnya itu masjid baguuusss sekali bagaikan istana atau surga. AC-nya banyak tapi nggak bikin dingin melainkan sejuk.. Ceilingnya tinggi, pilarnya indah dan bersih semuanya. Mijn Moeder si Obsessive-Compulsive Dissorder bertanya-tanya "Ini ngelapinnya gimana ya? Setiap hari di lap kayaknya. Ngepelnya gimana ya? Trus itu lampunya tinggi banget gimana nyulakinnya ya?". Hueheuehua. Mami Mami ada2 aja deh.
.
Setelah Asar, sambil nongkrong depan pintu menuju Raudhah, tiba2 suasana meredup. Wah? Ada apa ini? Secepat kilat kutengok atas masjid. Masya Allah, kubahnya bergeser!!! Gila dah ampun Saudi Arabia. Kaya amat kamuuuh! Itu kan kubahnya segede-gede gambreng yah. Tsk tsk tsk. *maap lagi2 norak.
.
SMS Tumbe hari ini
T: "Halo Kepi, selamat istirahat ya. Aku lg mau mandi nih, kalo udah bangun sms yah. I miss u."
N: "Aku dari berangkat sampe sekarang belom keramas!"
T: "Ckckckck... pengen nyium aku rambut kamu. Hari ini ngapain aja?"
N: "Aku seharian di masjid aja nih sampe tarawih. Love"
T: "Hahaha. Kamu sekarang jadi Kepi Rohis ya di mesjid mulu?"
N: " Hauuaua.. Sialan lu bikin gue ketawa. Hampir kentut deh. Kl kentut kan musti wudhu lg"
T: "Hihihi.. Kepi Rohis."
.
Selepas tarawih jam 11 malem, pas bengong-bengong nunggu di depan pintu sambil ngeliatin orang bersihin masjid dan menerima shadaqah berupa kurma-kurma enak dan makanan dari bangsa-bangsa lain.. tiba tiba..
.
Sreeettt... Srettt... Srettt..!
Hah?? Apaan nih? Kok di mukena ada ijo2? Huaaaa!!!! Tai burungggg!!!!
.
Untuk pertama kali-nya di tanah haram mulut ini nggak bisa dibendung untuk cursing "Shiiiiitttt!!!" Tapi ya bukan curse dong ya itu, kan literally I saw shit everywhere on my mukena. Hihi. Tapi gile yah.. diantara ratusan lampu, kok ya bisa itu burung dara nemplok dan mengeluarkan sekresi tepat bermeter2 dengan sudut kemiringan sedemikian derajat hingga tepat diatas gua?? :((
.
Mijn Moeder ketawa2 dan menyebarkan kisah ini ke temen2nya : "Hahahah.. Nita ini kalo di Jakarta kikrik (bahasa jawa untuk jiji'an) banget. Kalo makan ngga mau pake garpu, jijik katanya. Sendok harus dicuci dulu. Sekarang disini ditele'in burung. Hahaha." Yeeehh.. Mamiiii! Sebagai hukuman, tolong cuciin mukenaku ya Mah :D

Tempat sang burung dara manis bertengger

Penampakan bak hamba sahaya adalah sebagai berikut:

Cukup ngeri bukan? Heheheh.


to be continued...

Day 3 - Haram!!!

17 Agustus 2010
Subuh di masjid sendirian aja. Cepat2 pulang karena hari ini akan city tour Medinah! Yay! Namanya juga baru pertama, boleh dong norak hehehehe.

Ke berbagai tempat dari masjid ke masjid hingga nyangsang di pasar kurma. So so lah tour-nya. Di bis copot jilbab, pake bando mandi dan.. bobok!

Sampai hotel, istirahat sebentar dan siap ke mesjid dengan perangkat baru. Kursi buat Mijn Moeder. Dengan kursi ajaib ini (walaupun di dalem masjid disediain banyak), kita nggak digusur2 sama orang2 berbadan besar itu dan oguts bisa nyender :D


Paling seru itu liat pembagian makanan buka puasa di mesjid. Kali ini rotinya dilempar2in! Hihihi. Akhirnya saat yang dinanti-nanti datang juga. Azan maghrib jam 7 malem! Setelah makan kurma rootop 8 butir, zamzam 2 gelas, segelas zahwa (minuman jinten yg diminum setelah makan kurma. Yum!), roti segede piring yang dicocol yoghurt yg disebuki bubuk jinten, langsung lanjut shalat Maghrib.

Korma-nya terenak sedunia. Melt in your mouth [and your hand].

Buka Bersama


Disinilah azab mulai terjadi. Memang kebiasaan di Jakarta kl makan ga pernah abis dan selalu dibuang. Disana, sisa makanan lgsg dibuang ke tempat sampah. Dan sontak saat itu juga semua orang berteriak "HARRRAAMMMM!!!!" Masya Allah, ngeri bener. Trus dateng askar yang menasihati dengan galak dalam bahasa Arab yg artinya kurang lebih "makanan itu kan bisa disedekahin ke faqir miskin.". Ah baiklah, kupungut lagi roti dari tempat sampah. *menunduk*

Pulang-pulang didera laper parah karena tarawih selesai jam 11 malam dan belanja sedikit sampe hotel jam 1. So there was me, in the land of men, with black hijab and abaya, crossing the crowded streets in search of authentic Arabian food. Which turned out to be not that good :'( Such a bad karma ya?



to be continued...

Day 2 - Siti Rahmah... Pelit!!!

16 Agustus 2010

Setelah teler seharian, me and Mijn Moeder memutuskan untuk absen dulu tarawihnya. Fiuhhh.. *lap keringet* hari yang cukup berat.

Akan tetapi setelah ditidurin dan dimandiin, malam hari kami kembali bugar! Akhirnya dengan daster dan jilbab, kami merangsek toko di bawah hotel. Wihihi. Sedikit kalap berbelanja di hari itu. Dari lotion sampai gamis dan tentunya abaya hitam untuk bertempur esok hari.

Memang Saudi Arabia itu kaya raya yah. Kok bisa sih murah2 begitu harga2nya?

Orang Indonesia biasa dipanggil "Siti Rahmah" entah deh kenapa. Dan yang pasti hampir semua penjual kecuali bangsa India nggak bisa bahasa Inggris tapi bisa bahasa Indonesia! Rupiahpun masih bisa dipakai. Yummo!

Dasar orang Indonesia yah, barang udah semurah apa juga kayanya nggak afdol kl nggak nawar.

Penjual Arab: "Ini.. ini baguss... nomer satu ini.. Siti Rahmah.. bagus ini. Turki punya!"

Me: "Berapa?"
P: "Mmm.. ini dua poloh!" (artinya 50 ribu rupiah)
M: "Ah.. mahal! Lima!?" (buset dah gue nawar jadi Rp. 5000 aja)
P: "Mana dapat lima riyal? Dua poloh, halal!"
M: "Ah.. haram dua poloh. Sepoloh!" (Rp. 25.000)
P: "Masya Allah... Haram haram sepoloh! Siti Rahmah.. pelit!"
M: "Ok, lima balas?"
P: "Ah Siti Rahmah, lima balas halal lah halal. Pelit hehehehe"

Dengan berbagai percakapan demikian, penuhlah tangan Siti Rahmah dengan plastik hitam berisikan abaya, gamis, cokelat, sajadah dan juice jambu. :D

Belanja di tiap kota karakternya berbeda-beda. Di Medinah, seperti cerita di atas, penjualnya ramah ramah.

Sementara di Mekkah lebih straight forward.

Kalau di Jeddah? Lain lagi! Andalannya pedagang Jeddah adalah "Karena kamu cantik, seratus riyal halal!" or "Untuk Ibu Kaya mau minum teh susu?". Hahaha. Mari kita amini :D

to be continued...

Day 2 - Masjid Nabawi

16 Agustus 2010


Sampai di hotel jam 3 pagi, beberes, unpack, pindah kamar, beberes lagi dan unpack lagi. :) Judulnya = Capek! Iseng2 keluar hotel untuk nge-check keadaan. Wowww! Ada menara2 banyak banget! Memang Arab kaya raya deh... Beberapa detik kemudian, salah seorang Tante peserta tour sepertinya bisa membaca pikiran. "Itu Masjid Nabawi Mbak..". Huehehehe.

Tanpa acara tidur, kita langsung sahur porsi Arab yang Masya Allah gedenya. Snacknya itu seorang dapet 3 potong ayam goreng ala KFC, french fries segambreng dan... 2 burger.. -_- *tepuk tepuk perut. Tenang, itu baru snack. Glug.

Setelah sahur, kita lgsg perdana shalat di Nabawi. Begitu keluar hotel. Sennggggg.... Puanas bangettt.. Rasanya seperti kayak tangan kita masuk ke dalam oven untuk ngambil kue. Jam 4 pagi aja gitu hawanya kayak begitu. Alamak! Mijn Moeder held my hands and whispered: "Jangan mengeluh ya, nanti tambah panas loh". Alhasil setiap pengen ngeluh bilang gini "Anget ya ma.. Anget!". Hihihi. Lofyu Momma!

Di Nabawi, kita nggak dapet shalat di dalam. Wiihhh.. lantainya 'super anget' deh. Pas sujud langsung muka merona. Nengok kanan, Tante Chanalty nangis. Kiri, Mijn Moeder nangis. Nabawi memang mantap!


Wajahku bulat seperti telur
Kembali ke hotel kita istirahat sampai jam 7 pagi sudah rapi jali karena mau berburu Raudhah. Raudhah (seperti yang kujelaskan kepada Tumbe via SMS) adalah makam Nabi Muhammad S.A.W yang mana adalah tempat Nabi meninggal dunia. Di dekatnya itu ada mimbarnya Nabi dulu. Konon katanya, kalau berdoa Raudhah, mustajab!

Sebelum berangkat sudah diberi trik yang intinya: begitu karpetnya menjadi berwarna hijau, itu sudah Raudhah. Langsung shalat 2 rakaat. Kl ada asykar datang dan mau usir, langsung aja sujud.. Pasti akan didiemin.

Setelah melawati berbagai rintangan berupa panas dan dilarang masuk karena bawa kamera, akhirnya kami berempat masuk juga ke Masjid Nabawi. Dan tanpa nyasar langsuuungg ke Raudhah. Setelah giliran kita datang, kami bergandengan berlari masuk. Super clueless, tau2 karpet udah ijo aja warnanya. "Mah!!! Udah ijo!!!" Langsung shalat dan entah gimana caranya semua sudah bercucuran airmata. Hehe. Dramatis yah :')

Setelah puas berpelukan, kita kembali ke hotel untuk istirahat untuk kemudian bolak balik hotel-masjid. Buka puasa di Masjid Nabawi is another story :)

Hari ini pokoknya seluruh pelajaran untuk beradaptasi sudah diserap dengan baik. Mulai besok:

  1. Tidak ada yang namanya baju putih lagi! Terlalu panas, ribet dan.. menerawang!
  2. Mau bawahnya pake legging-pun tetap nerawang.

  3. Bawa botol air minum untuk nambah air zamzam.
  4. Tidak ada acara bolak balik hotel-masjid. Terlalu panas dan
    melelahkan. Kl bisa nginep nginep deh di masjid hehehe.
  5. Bawa masker. Karena kasturi itu semerbak harumnya :D

to be continued...

Day 1 CGK-DMM-MED

15 Agustus 2010

Hari ini tinggal berangkat aja karena persiapan semua sudah dilakukan. Dari wax sekujur tubuh sampai nuker uang. Suasana rumah cukup seru karena Om Nardi dari Solo juga ikutan dateng untuk mengantar ke airport.

Tumbe too cute deh. Waktu udah mau berangkat dia bawain bando mandi mirip celana dalem untuk dipake di Arab. Hihi. Tap tap tap.. Hap hap! Loncat ke leher Tumbe! Kecup!! Sepertinya Tumbe agak semriwing mau ditinggal.. soalnya status facebook n bbm doi agak lebay hihi. Peace Tumbelina!

Sampai di airport jam 1/2 1 dan boarding jam 3. Kita naik pesawat Saudi Airlines yang walaupun katanya 'mure' tapi mantap karena langsung Medinah. Jadi, kl naik yang lain turunnya di Jeddah untuk kemudian naik bis 6 jam ke Medinah/Mekkah. Hihi.

Mijn Moeder pergi ke Arab seperti mau pergi ke Pondok Indah Mall. Melenggang kangkung tanpa beban apapun, moral maupun material. A simple thing to be blessed. Yes, I am really good at counting my blessings. :D

Kita ikut tur yang isinya 1 geng pengajian dan udah saling kenal semua. Kl ditanya udah umroh yang keberapa? Jawabannya kurang lebih adalah: (i) duh.. keberapa yaa? nggak diitung; or (ii) keenam/ketujuh/kedelapan/ketiga tahun ini. Tanpa ada nada sombong atau riya. Memang di atas langit selalu masih ada langit. :)
.
Muhrimku adalah seorang Om yang baiiikkk sekali. Iiihh.. kalo kawinnya taun ini pasti si Om deh yang bakal jadi saksi nikahku. Ah.. orang2 yang menyenangkan!

Sekitar jam 7 p.m perut mulai krucuk krucuk. Ini kok nggak buka2 yah?? Duh mak! Sampai di atas daratan India masih belum ada tanda2 buka. Sampai akhirnya jam 9 malem ada bapak2 azan. Yipppeeeyyyy! Maaf yah norak, maklum newbie nih puasanya.. Kebanyakan absen.. hihihi.
Sampai Medinah jam 12.00 malem. Begitu keluar pesawat. OMG!!!! Panas bangetttt! Kalah deh Jakarta di siang bolong. Deg2an parah. Wahduh gimana inihh? Kok panasnya begini?? Bisa nggak yah?? *sambil berpegangan tangan dengan Mijn Moeder.
.
Seperti telah diteliti dan diketahui sebelumnya, imigrasi Medinah lamanya nggak ketulungan. Berhasil keluar airport setelah urusan bagasi adalah jam 2 a.m. Dan percayalah, hawanya masih jauh lebih panas dari Jakarta.

to be continued...

Umroh 2010

Just got back from a holy trip!

Perjalanan kali ini duet maut selama 10 hari bersama Mijn Moeder.

20 tahun yang lalu Mijn Moeder pernah bilang
"Nanti kalo Nita udah besar dan bisa sembahyang, Mamah pengen ke Mekkah lagi.
Kalo bisa sekeluarga."

Walaupun bukan haji, judulnya tetep ke Mekkah. Walaupun bukan sekeluarga, judulnya tetep ke Mekkah lagi. :')

Banyak pelajaran yang bisa diserap tanpa harus mengalami sendiri. Thanks to other people's experience on love, life, career and relationship.

One thing, I'm just lucky.


Now, shall we proceed to the travel journal?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects