Blogging From Bintaro

Yuhuu!!

Allow us to introduce the newest addition to our family..


Amara Letitia S*miadiredja
19 June 2013
RS Pondok Indah with the help of dr. Azen and dr. Yovita
3.7kg and 50cm

Thank you for the wishes and prayers.

Dramas will be shared very soon from the suburbia :D

:*
Tumbe, Nita, Lituhayu and Amara

The Car Seat Lesson

Menjelang beranak dua, terus terang.. Ndredeg.

Ini sanggup nggak sih?

Tapi katanya, kalau dikasih tanggung jawab biasanya dikasih reward yang lebih besar. Semacam naik pangkat artinya naik gaji gitu ya? Ini pernah disampaikan Om Wijanto waktu kita bangun rumah dan Litu belum ada. "Tenang aja Tami, Nita.. Kalau Tuhan kasih tanggung jawab, pasti juga kasih rejeki." Aamiin Om :D

Tapi sebegitu percayanya atas ungkapan diatas, ndredeg tetep ada. Namanya juga perempuan. Walau slebor begini tapi kerjaannya mikir, mikir dan mikir. Uang, tentunya bukan segalanya. Tapi tetep aja bok. Ujung ujungnya duit sebagai solusi dan pembawa kenyamanan. :D

Pertanyaan berikutnya adalah: fairness. Bisa fair nggak antara #LDS dan #AmLet? Untuk mencapai kefairness-an ini juga kan dibutuhkan sokongan dana yang harus dipikirin juga ya. Hosh.

Yah pokoknya, ujung ujungnya duit sih pada akhirnya hihihihih.

Detik ini, yang lagi dipikirin adalah yang paling di hadapan mata, car seat. Yailah. Ribet amat ya mamak? Hihihi. Soalnya, car seat training buat LDS sudah berhasil dan harus dipikirin car seat buat adiknya. Kalau stroller, baby box dll nggak dipikirin sama sekali. Soalnya? Pake punya Mbak Titu juga nggak papah. Nggak ada safety concern-nya :p

Ada beberapa alternatif solusi:
  1. Sewa Maxi Cosi Cabriofix dari www.bayibayiku.com atau www.bayibayiku-tangerang.com untuk Amaya. Lumayan kan dapet keamanan yang disodorkan car seat khusus infant tanpa harus beli? Nanti kalau udah kekecilan baru mikir lagi dan upgrade Combi Coccoro Litu (0-18kg)
  2. Sewa Coccolate Omni Guard (0-18 kg) untuk Litu. Jadi, adiknya langsung pake Combi Coccoro Lituhayu. Nah, rela nggak nih kakaknya? Car seatnya dipake adiknya?
  3. Beli Coccolate Omni Guard buat Litu? Kemarin sih udah dicobain (tes sewa 2 minggu). Litu tampaknya happy happy aja karena tinggi dan bisa liat mobil-mobil lain.
  4. Atau, idealnya.. Upgrade car seat Litu ke Britax Evolva (9-36 kg) atau apapun yang 9-36 kg lalu Amaya pake Combi Coccoro. Walau ada kemungkinan Litu bete car seat dipake adiknya, paling nggak ibunya nggak merasa terlalu bersalah dengan gantiin punya Litu pake barang sewaan hehehehehe.
On buying the seat(s) ada lagi cabang pemikiran:
  1. Beli yang biasa aja. Car seat is car seat. Daripada nggak ada sama sekali.
  2. Beli yang premium. Kalau ada car seat yang harganya 5x harga car seat lainnya. Nggak mungkin nggak ada alasannya. Safety first, anyone?
Jadi deh, dari kemarin browsing, browsing dan browsing..

Sampai kesandung di postingan seseorang di forum.

Ceritanya ada seseorang yang mobilnya belum ada seatbelt-nya. Terus, sebelum anaknya lahir, dia ke bengkel pasangin seat belt di jok belakang. Ketika saat belanja tiba, suami istri pergi ke Mothercare dan milih-milih car seat. Jatuh hati sama Britax, tapi harganya 5.4jt. Keluar toko, muter mall sambil merenung dan rembugan. Mampu atau nggak? Penting atau nggak? Beli apa nggak? Kalau beli, dana lain apa yang ditekan? Pada akhirnya, pasangan bijaksana ini memutuskan untuk membeli car seat idaman mereka itu dengan berbagai pertimbangan, salah satunya safety first. Pas sampe di cashier, car seatnya diskon 50%!!! Padahal periode diskonnya udah lewat! Kata cashier-nya ada kesalahan sistem jadi harganya masih harga sale.

Ya ampun, rejeki anak!!!!  :')

Pelajarannya: set your priority.

Yah, begitulah renungan pagiku pagi ini. Sedikit mellow karena cuaca dan kondisi-kondisi yang tengah terjadi minggu ini.

Kalau ada yang mau bantuin (i) kasih saran tentang car seat; dan/atau (ii)doain me and Tumbe untuk bisa menjadi orang tua yang: tangguh, kuat dan adil dalam membesarkan anak-anak, percayalah akan good karma. Kami akan mendoakan kembali dengan setulus-tulusnya! :*

Kapan Lahirannya?

Kapan dong?

Mau Juni atau Juli? Weekday apa weekend?

Liat tanggal-tanggal dari sini seru deh.

Coba yah.. Kalau Bibi Amaya lahir di:

28 Juni
  • punya sense of fun yang baik walaupun attitutenya bisa mengejutkan
  • democratic
  • tapi loner. Semacam orang seru tapi temen deketnya sedikit gitu kali ya?
  • kesehatannya mungkin bermasalah di perut
  • untuk karir: extremely savvy about how to get to the top
  • determined
  • bisa atur duit
29 Juni
  • sensitif
  • ruled by emotion
  • repeat her mother's action
  • masalah dengan berat badan
  • tapi kreatif
30 Juni
  • well balanced
  • sensible yet fun loving
  • lucky in love
  • positive attitute about romance
  • maybe on the phone every other day to a sibling
Ini dari 16 minggu di perut aja udah nelpon Mbak Tituuuu! :))
  • sayang papah mamah
  • banyak makan
  • berbakat jadi entrepreneurs karena they can see things in big pictures and small details
  • spender....
  • believe they can achieve whatever they want in life
1  Juli
  • striving to perfecttion
  • baik hati
  • idealist
  • sensitif
  • pekerjaannya yang oke: nurse, counsellor, teacher
2 Juli
  • ability to shine
  • banyak teman
  • sayang keluarga
  • good sense of humor
  • good business skill and excel in law and any other profession that makes use their intellectual and analytical skills
  • good money management
  • serious on making dreams come true.
Bihihihi.. Kayanya, yang oke itu si  30 Juni or 2 Juli. Hmmm.. Kalau itungan pasnya dr. Azen sih 2 Juli memang. Hari Minggu atau hari Selasa?

Sementara ituu.. Mama Kepo menganalisa Papa Tumbe si 4 Januari. And here we goooo...

4 Jan
  • quirky
  • suka kebebasan
  • memiliki simpati kepada orang-orang kurang beruntung
  • extremely vocal about their opinion and can be off-putting. ahem. ahem.
  • career oriented. true.
  • fortunate on money although they seem to take little interest on money. aameen.
  • attracted to the eccentric types. am i? am i?
  • egois
  • asal jeplak
  • norak..
  • yang di bold karangan sendiri hahahaahahha
Lalu, bagaimana dengan si 23 Agustus the Kepo Mama?
  • graceful and light touch of sophistication
  • nice
  • succesful host cos they're looking after others
  • friendly, energetic, thoughtful
  • kind
  • team players.
Hihihhi. Nice one.

Litu?

10 August
  • leader
  • romantic idealist
  • crave for spotlight
  • goal-goalnya berubah-ubah terus.
Hihihi seruu.. Ya udah, kapan aja mau keluar, sini Amaya.. Mamah tampanin. Sebagaimana dibilang ke dr. Azen: "Pokoknya kita nggak milih tanggal/hari Dok. Yang penting, yang terbaik dan termatang aja Dok."

Can't wait!

Maaf Mah. Maaf ya Mah. I'm Sorry Mamah. Mamat!

Kapan itu ditegur sama dokternya Litu. Karena nyapih pake alasan "Nenennya buat adek ya, Litu pake gelas aja". Menurut Bu Dokter, itu akan dia ingat dan ketika adiknya lahir Litu akan tersingkirkan. Maaf ya sayang, I really didn't mean to. Sebagai kompensasi, yang tadinya "Papah gendong Litu, Mamah gendong Amaya" setiap dia minta gendong mamanya dikandaskan. Anaknya kok ya udah ngerti, di tangisnya dia minta "Dua dua. Dua dua gendong Mamah ajaahh".. Astaga. Hancur hatiku.

Akhirnya sampai pagi ini Litu kalo minta gendong ya digendong sama mamanya. Amaya pasti anak yang kuat, karena nggak ada komplain tuh dari bawah sana :D Eyang dan Embak juga udah dikasih tau untuk nggak sebut-sebut Amaya kalau Litu mulai minta apa-apa.

Tapi, namanya bunting tetep bunting. Punggung mau patah sih mau patah aja.

Lalu, suatu hari.. Litu nggak sengaja tendang perut mama.

"Litu! Nggak boleh tendang perut Mama ya. Ayo, sekarang Litu minta maaf."

Mulai deh bujuk rayu dilancarkan oleh LDS. Peluk-peluk, gelesotan dan cium pipi mamanya. Tapi that single word 'maaf' nggak keluar sama sekali.

To be frank, I don't do sorry that much. I mean, kalo 'sori nggak sengaja' atau 'soriiii.. soriii' sih biasa ya. Tapi kalau melakukan kesalahan yang menyakiti hati orang terdekat.. Berat deh bilang maaf. Contohnya: gontok-gontokan sama Mbak Ninit. Duile, adik durhaka mana mau minta maaf (walau nggak yang kecil yang salah yee). Palingan, pelan-pelan ajak ngomong sambil gengsi hihihihi.

Makanya, pengen banget anak-anak murah kata maaf. Tapi, ternyata untuk anak 22 bulan, gengsi itu ada dan kata 'maaf' sangat susah disebutkan. Wow.

Sesorean itu maksa Litu untuk say sorry. Dalam berbagai versi. Maaf Mah. Maaf ya Mah. I'm Sorry Mamah, I love you. Nggak ada yang sukses.

Ya uwis, aku balik badan ajah pura-pura bobok. Tapi doi nangis kejer sambil bilang "Udaaahhh.. Udah ajaaaaa"

Hihihi. Sukurin.

Akhirnya, sok bijak. Bilang gini ke Litu: "Litu, tadi kan Litu nggak sengaja tendang Mamah. Bilang maaf dong. Tadi malem aja Papah nggak sengaja bikin bibir Litu luka karena kesamber tangan minta maaf kan?"

dijawab: "TAAAAKKKK!"

Begitu terus sampe ketawa diem-diem. Apalagi si Tumbe disuruh ikutan minta maaf juga nggak mau lagi. Katanya "Ya, aku kan ga salah apa-apa. Masak minta maaf sih?" Yailah Tumb, nyontohin doang dah! Nggak suportif dehhh..

Hari itu sampai sore akik ngambek ke Litu dan Litu marah-marah kesel terus. Akhirnya, dia bilang satu kata: "Mamat!"

and my reaction was "WHAT?? DID I HEAR MAMAT? MAAF??? MAAF YA LITU YA?? HOAAA... IYA SAYANGGG!" terus main lagi deh hihihi. Tuh kan, letoy kan ibunya :)) 

Sorry memang the hardest word kok yah. Take your time, baby girl!

Salam Mamat!

#Product Review: Mothercare Stretch Mark Cream

 
Hamil 2011 dan Hamil 2013 kurang lebih sama. Puji syukur, sama-sama nggak ada stretch mark! Walau bukan berarti free of strech mark yah.. Karena tetep aja si marks mah ada aja akibat dulu pengen gendut minum obat gendut, menggendut, stop obat, kurus lagi, minum obat lagi, menggendut, stop obat, kurus lagi, minum obat lagi lalu begitu seterusnya hingga 20x. Hahahahah
 
Waktu end of Hamil 2011, Tumbe beliin Stretch Mark Cream Mothercare. Dipake 3x deh. Soalnya, nggak terlalu merasa butuh pada saat itu. Sampai waktu Dida hamil, mau kasih krim itu ke dese karena sayang aja kan. Tapi, entah gimana belum kesampaian. Jadi deh, krim masih bertengger di lemari.
 
Sama seperti halnya Hamil 2011 dimana kita nomaden pindah-pindah rokum mertoku, rokum mamah. Kali ini pun kita nomaden. Cililin, Lebak Bulus dan our home sweet home, Bintaro. Di Cililin hamil 7 bulan, aman. Lebak Bulus hamil 8 bulan, perut mulai gatel. Tapi nggak bawa krim apapun dari Bintaro. 8.5 bulan.. Gatel banget sumpe! Akhirnya pake baby oil atau nappy cream Litu. Agak kurang ngaruh yeee..
 
Memasuki bulan ke 9, balik ke rumah dan langsung samber Stretch Mark Cream simpenan ini. Ini bukan berbayar yah. Tapi abis diolesin, gatelnya berkurang! Dan nggak gatel lagi deh kayanya. Walau akhirnya sekarang setiap pagi ngolesin sendiri dan setiap malem (kalau Lituhayu belum tidur) diolesin sama anak wedhok (banyak-banyak).
 
To be frank, aku anaknya nggak konsumtif. Apapun yang berkaitan dengan pernikahan, kehamilan, bayi dapat dipastikan harganya akan melonjak 2-3x lipat. Makanya nggak mau gelap mata beli-beli macem-macem untuk event-event tersebut diatas. Heheheh. Tapi, I highly recommend this Mothercare stretch mark cream.
 
 
Baunya enak, lembut, nggak lengket dan gatel ilang!
 
Oh iya, katanya kalo gatel anaknya berambut yah.. Kemarin waktu ke dr. Azen sengaja penasaran minta ditunjukkin rambut! Ada sih rambutnya Bibi Amaya, tapi kayaknya sih banyakan rambut Titu waktu di USG dulu. Entah deh ya, kita lihat kebenaran mitos ini dalam beberapa waktu ini. Kalau rambut doi lebih banyak dari Litu, berarti mungkin mitos gatel = rambut bisa jadi benar :D



Week Hampir Melahirkan

Sekarang udah week hampir melahirkan. Ga tau deh 35-36-37 gitu kali yah.. Lupisss... Soalnya pas terakhir ke dr. Azen minggu lalu me and Tumbelina lagi perang dingin. Jadi kurang begitu ngeh hihhi. Yang jelas, Bibi Amaya udah 3.2 kg dan siap melihat dunia! (tapi emak babenye masih aja berantem. Yah begitulah dunia nak, keras!)

Harusnya hari terakhir kantor itu Jumat ini menurut surat izin dr. Azen. Tetapi, sama Consiliegre ga boleh.. "Saya sih pengennya kamu sampai 21 Juni. Apa bedanya 17 dengan 21? Tapi.. Kalau kuat. Kalau tidak, ya sudah." Karena doi sampai saat ini masih menjadi pemegang predikat bos ter-oke, ya akik nurut. Walaupun dese bisa aja tuh bilang bedanya tgl 17 sama 21 sedikit. Lah, seminggu hari kerja itu! :DD

So far, semuanya oke. Oke banget! Have I told you that I looooove my pregnancies so much? Walau kata Pak Dokter air ketuban bisa pecah kapan aja at this time, tapi aku santai (tapi, kalo bisa di atas tgl 25 yah sayang, soalnya Pak Dokter cutai). "Kapan aja bisa pecah ya ketubannya" | "Hah? Bisa drama-drama kayak di film-film gitu dong Dok? Di kantor gitu? Terus gimana?" | "Yah, ke rumah sakit. Oke? Siapkan mental!"

Karena itu, walau hari ini banyak sekali pekerjaan menumpuk (dan list of assignment eke 60 bijik lebih), akan ngeblog sebanyak-banyaknyaaaa! Soalnya kan nanti cuti 3 bulan kemungkinan besar nggak akan ngeblog hihihihi.

Dan ini dia penampakan hamil di Week Hampir Melahirkan bersama Poppies waktu brunch minggu lalu di Koi Kemang.


See you in the next postings! :*

Nanny 911

Hola!

Apa kabar?

Me baik baik saza, hamil 36 minggu dan lagi menanti wangsit kapan tanggal yang tepat untuk punya anak kedua :D

Tumbe juga doin' good. Pilek dan batuk selalu (akibat ngokop smarties)

Litu seperti biasa, pelangi di mataku. Memasuki tahap Terrible Two.

Bibi Amaya juga insya Allah baik. Beratnya udah.. 2.99kg. Waw! Geday ya kamu nak! Idung sepertinya mirip Eyang Koes, bibir tetep mirik akik alias jembre. Banyak yang bilang mirip Litu. Berarti... Mirip bapaknya lagi dong?? *siap siap anak ketiga*

Rumah udah selesai. Minggu ini kita home sweet home. I love my new kitchen SO MUCH!

Oh iya, on terrible two. Litu is a very lucky girl. Punya Abah dan Uti yang manjainnya pol-polan, punya Eyang yang bisa tegas tapi bisa manjain juga, punya Papah yang siap gendong dan ajak main petak umpet, punya Mamah letoy yang belum tega galak dan punya Eyang Tien sebagai Nanny 911.

Mamah Letoy deg-degan anak mau 2 taun dan punya adik. Parenting ganti-ganti lagi tiap minggu karena Abah Uti dan Eyang Koes sistemnya beda. Ada kalanya Litu mau tidur jam 11 malem setiap hari! Sangking deg-degannya, kita ketemu sama psikolog anak. Intinya mau mempersiapkan Litu punya adik dan apakah ketidakkonsistenan parenting akan berpengaruh negatif. I dont want my baby to be an opportunist!

Ternyata, enggak. Alhamdulillah. Kata psikolognya, selama ajarannya tidak dalam satu waktu yang bersamaan (contohnya mamah bilang nggak boleh es krim, tapi disaat bersamaan papah kasih es krim), it will be just fine. Justru anaknya jadi gampang adaptasi. Iyeaayy!!

Yang jelas, dari ajaran yang dikasih ke kita ada 2 perubahan bagi Litu. Pertama, no more night terror. Kedua, hello again car seat! Long time no see! :DD

Selain bantuan berupa seorang ahli yang belajar psikologi, kita juga sangat merasa terbantu oleh our very own Nanny 911 a.k.a Mijn Tante.


This Tante of mine, used to live in Belanda. Doi penuh cinta tapi super tegas. When Eyang Tien says ne, that's a NE!

Case 1
Lituhayu dikasih biskuit. Seperti biasa, dia bilang "Dua.. Dua.." maunya dipegang dua-duanya dan dimakan kanan kiri. Oh no no according to Nanny 911. "Ne.. Litu.. Nee.. Litu boleh makan semua tapi 1 habiskan dulu. Nih, see.. Eyang Tien masih punya banyak. Nanti kalau habis, Litu minta lagi.." disamber dengan nangis kejer nggak keruan. Eyang Tien tetep tegas "Ne!". "Litu nggak usah nangis. Stop. Makan, nanti kalau habis dan mau lagi, Litu ke Eyang Tien. Minta."

Abis itu Lituhayu diem, makan. Setelah habis, dese bilang "Eyang Tien.. Atu mau lagi doonnn.."

Owwyeaaahhhhh!!!!!

Menurut pendapat psikolog yang kita datengin, karakter Litu sama persis kayak ibunya. Semua bidang average aja. Nggak ada yang jago di satu hal. Per sis! Nah, untuk memaksimalkan yang harus dimaksimalkan dan meminimalisir yang harus diminimalisir, Lituhayu harus diajarkan konsep selesai. Makan harus habis, lalu minta lagi. Minum harus habis, lalu minta lagi. Gambar harus 1 kertas selesai, lalu minta lagi.

Aha! Bravo Nanny 911!

Case 2
Anakku yang gembul ini kalo makanan pelitnya luar biasa. Persis kayak bapaknya waktu kecil. Dulu, waktu Tumbe SD, budenya pergi ke sekolah Tumbe dan nggak sengaja liat anak makan indomi cepet banget. Nggak taunya itu si Tumbe yang nyuap cepet-cepet biar cepet abis dan nggak diminta temennya. Iiiihhh Tumbe iiiihhh!

Kejadiannya serupa. Dalam bentuk nori.

Litu dikasih nori langsung makan, kriak kriuk, buang muka supaya nggak diliat Mas Aqil dan Mbak Maritza. Huweeehh... Waktu Mas Aqil minta dia bilang "Tak! Tak! Ini punya Tituu!" dan sebagaimana diramalkan, habis itu berantem deh rebutan. Tapi si nori udah abis diganyang Litu pada saat itu. Nanny 911 turun tangan. "Ne Litu, punya Litu harus bagi sama Mas Aqil. Punya Mas Aqil juga harus bagi-bagi sama Litu." Litu diem, buang muka. Nunduk. Abis itu, suster kasih dia ager-ager. Litu's first reaction? Ambil ager-ager, datengin ke Mas Aqil dan bilang "Mas Atil.. Mau agel agel tak?"

Huwayohhh!!!

Menurut Pak Psikolog anak-anak nggak seharusnya diajarin berbagi. Dese bilang: kecil diajarin berbagi, gedenya berbagi suami nggak boleh :s Menurut dese, yang bener adalah mengajarkan kalau mau punya orang ya minta. Kalau dikasih sukur, nggak juga gapapa. Ah, tapi konvensional ajalah. Akik nggak mau anak akik jadi pelit. That's all.

Mission accomplished, Nanny 911!

Thank you Mijn Tante, my Nanny 911.. Eke jadi agak percaya diri nih, memandang masa depan. Terrible two? Mau punya adik?

Yiuukk..

Girl power Lituhayu!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects