Tugas Baru

Selama hampir 30 tahun, tiga kali mengalami near death experience.

  1. Hampir masuk sumur. And when I said hampir, it means hampir nyemplung beneran dan untung bisa pegangan sama tali dan menyebabkan luka di telapak tangan. *tutup mata* Kejadiannya waktu SMP. Ya maklum yah, SMP kite kan di daerah Krukut sana yaa di Pondok Labu.. Jadi kalo main pulang sekolah tuh suka ke suatu daerah yang ada sumurnya. Tergeblek kan, gara2 semangat belajar fisika terus iseng-iseng buka iketan katrol dan lempar ember ke bawah. Kamfret, hampir kebawa akuuu!!! Ngeri banget dan cepet banget itu ember meluncur. Ih sumpah serem banget. Near to death. Aslik. Seberapa kuat sih anak dengan berat 35 kg bertahan. Huhuhuhu.
  2. Hampir tabrakan. And, once again, when I said hampir, it really means hampir tabrakan parah. Kuliah semester tiga, me and 2 of my bestfriends went to Bandung. Berasa paling jeger dan tangkas berkemudi, I was the one behind the wheel. Ilmunya adalah: begitu mau nyalip, turunin gigi ke gigi lebih rendah, gas pol! Desig!!! Raaaaaaawwnngggg! Keren banget deh ah, pake kacamata item, bandana, celana capri, kaos tiga perempat, cooler box isi vodka di bagasi, rokok di tangan kanan dan hampir mati. Hampir mati-nya parah. Mungkin, ini mungkin aja yah.. Orang kalo mau tabrakan beneran tuh nggak teriak loh. Tapi beneran hening aja gitu. Jadi kejadiannya, di puncak abis manuver turun gigi di jalankan, di jalur kanan datang truk super cepet dengan kanan kiri jurang. Gila bener. Akhirnya mau nggak mau gas super pol supaya ga plenyet. Alhamdulillah banget selamet. Waktu gas super pol itu kita bertiga nggak ada yang bersuara. Tegang gila-gilaan. Tapi dengan trip itu, nanti bisa sok asik bangga sih sama anak cucu "Duuulu, Cipularang itu belum ada. Tapi Oma, setir Jakarta-Bandung 2 jam. Bandung-Jakarta? 1.5 jam termasuk di dalamnya acara foto-foto" 
  3. Hampir mati karena ada yang meledak di dalam perut. Ini baru kemaren-kemaren sih, sebelom kawin. Gara-gara minum panadol abis minum coca cola. Anjrit. Don't try this at home deh. Rasanya beneran meledak panas gitu di perut. Hehe, okay, yang ke-3 ini mungkin gak near death near death amat. Tapi besoknya pas bangun langsung bilang ke Mijn Moeder "Mah, kayanya tadi malem aku hampir mati deh"
Itu tentang near death experience. Belom lagi yang near near lainnya. Pernah suatu kali sambil nyetir bahas sama Mijn Moeder tentang my near death experiences (Eh, ini bukan lagi sok bandel atau sok asik yaa.. I believe you all asik asik lah anaknya. Jadi nggak perlu di sok asikin hihi) + near-near lainnya yang bisa bikin Ibu Gua garuk tanah. If, you know what I mean ;)

And Mijn Moeder's response was:
"Kowe pikir, nek kowe lungo-lungo kuwi Mamah ngapain?? Solat nganti kojurr"
arti:
"Kamu pikir, waktu kamu pergi-pergi itu Mamah ngapain?? Solat sampe gempor"

And that was a dang! Kalau nggak ada bantuan doa kayanya yang near-near itu udah kejadian deh semuanya..The power of prayers :')

Saat ini, sambil mengamati anak bobok dan bikin iler sekubangan. Hati ngerentes. Ini anak, kok fragile banget yah.. Maksudnya, kita nggak akan pernah tau nanti kedepannya akan seperti apa. Mau divaksin komplit kek, salmon dan flax seed 2 kilo sehari kek, sekolah di tempat terbaik kek,dibekali ilmu setinggi langit kek, siapa sih yang bisa guarantee? Yang didoain sampe kojur sama ibunya aja sering mislukt gini kok. Apalagi yang enggak?

Terus jadi inget nasihat dari dukun manten-ku, Bu Kiky Kamaratih. Bahwa keluarga itu tiangnya ya ibu. Tiangnya suami ya istri. Kalau tiangnya bobrok, rumahnya ya gampang rusak dan bisa roboh. Makanya si tiang harus kuat dan selalu bawa keluarga dalam doa. Solat itu harus. Gimana mau keluarga bahagia kalo ibunya solat aja enggak. :s

Terus nggak dijalanin sampe hampir tiga taun huehehehe.

Waktu hamilpun sempet mikir. Orang hamil itu dikasih nggak mens sama Tuhan supaya solat terus ya? Tapi tetep nggak solat juga *jewerin dong kupingnya* Kemarin ini waktu sibuk cari babysitter ada seseorang yang menutup pemberian informasi dengan kata-kata ini: "Oke, semoga cepet dapet yaa suster Cicu. Bawa dalam doa Nit". Wow! God bless you Mbak :*

Hehehe. Jadi gitu deh..Malam ini tiba-tiba jadi gagap ibu. Tiba-tiba merasa taken everything for granted. Ibu macam apa? *mamah dedeh mode: ON* Baru nyadar ada tugas baru setelah hampir 3 tahun bersama Tumbe dan hampir 9 bulan bersama Cicu. Maaf yaa suami dan anakku sayang :*

Sekian renungan Sabtu Malam kali ini. Semoga keluarga kami selalu diberikan tuntunan, perlindungan dan pertolongan dalam menjalani segala rencana Allah. Aamiin.

Menuju Anti Biotik Pertama

Suatu sore di hari Jumat, ada yang berbeda dengan pupi Lituhayu.
  1. konsistensi mencair;
  2. warnanya kehijauan; dan
  3. bau yang menyengat.
O o.. Diare! Disusul dengan muntah sehari sekali selama 3 hari. Yang membuat urung ke dokter di Sabtu pagi adalah, karena Lituhayu tetap ceria, ngoceh-ngoceh, nggak dehidrasi dan bahkan bisa menangkap bola pake kaki (sambil tiduran). Bihihihi. Emaknya girang anak berbakat jadi pemain akrobat. Selama 2 minggu sakit juga dia ceria dan baik-baik saja. Nah, yang begini rupanya yang WAJIB diperhatikan dan RENTAN KECOLONGAN. Like what I had.

I support WHO's program of Rational Use of Medicine by being rational. Nggak bakal nge-judge orang yang anaknya sakit langsung ke dokter karena that is exactly what I'd do. Oh ya, on RUM, bahkan our family internist sudah menerapkan RUM that's rational since.. over 10 years ago. Jadi, sudahlah.. Nggak usah gagap RUM dan jadi irasional yaa.

Senin, kita ke dr. KS di RSPI karena dr. Yovita and dr. Sander penuh. Disana disuruh test lab faeses dan sorenya diambil untuk dilaporkan ke Pak Dokter. So, I went to the office and delegated the task of collecting the result to.. The husband. Yada yada yada, keesokan harinya baru bisa terambil si hasil. Lesson #1. When it comes to lab result, ambil hasilnya dan konsultasikan sesegera mungkin. Diagnosanya adalah jamur akibat ketidaksterilan alat-alat makan, dot dan mainan. Hmm.. Apa iya? Sepertinya si suster rajin kok steril mainan dan dot serta alat makannya and I always check on them.

3 hari kemudian, si diare menghilang. Selang 2 hari kemudian, MPASIzilla mulai ambisius mengenalkan makanan baru.. Berupa telur. Lesson #2. Wait until at least 1 week recovery baru deh ambisi bisa dijalankan. Akhirnya? Diare lagi-lah singkat kata. Mau dibilang mau pinter, anaknya seger-seger aja. Tetep ya, masih diare namanya. 

We went to dr. T dan melaporkan hasil lab. Beda interpretasi hasil. Menurut dokter T, jamur normal ada di faeses dan ini namanya Disentri. Menurut dr. T, ciri-ciri kalau itu diare karena jamur adalah timbulnya gejala sbb:
  1. Lidah putih-putih; dan
  2. ada diaper rash.
Test lab lagi. This time, ambil kultur 1 minggu. Untuk pengambilan kultur ini, ada beberapa persyaratan yang wajib diikuti:
  1. kontainer-nya spesial. Bukan kontainer test biasa, tapi yang sealed and sterilized;
  2. faecesnya tidak boleh bercampur dengan pipis;
  3. tidak boleh pula yang sudah kena popok;
  4. alias fresh pas keluar ditadahin; dan
  5. dalam tempo sesingkat-singkatnya harus dibawa ke lab.
Btw, pengumpulan faeces yang ideal ini menyebabkan Tumbe jam 4 pagi ke RSPI untuk nganterin eek. Hahah. 

Dr. T cukup kaget ketika ditunjukkin foto pupi Lituhayu. Dia bilang ada kemungkinan terpaksa dikasih antibiotik. Nyossss! Nih anak baru sekali sakit, karena salah langkah di awal jadinya harus minum antibiotik?? *masuk ke bumi* *alias langsung ngetwit: "Kalau memang harus minum anti biotik, pablehbuat?"*

Sambil nunggu kultur 1 minggu, beberapa jam kemudian terima hasil lab faeces rutin dulu dan sms ke dr. Tiwi. And, you know what? Exactly as predicted, leukosit-nya mencapai >100. Dimana normalnya adalah 0-5. Selamat ya Mommy Cicu, anak anda berbakteri/infeksi. SMS dokter dan langsung nebus antibiotik pertama Lituhayu, antibiotik lini 2, sembari nanya via twitter ke @hardiono. Di mana, diamini pemberian antibiotik. Hatiku? Patah.

Masih ngeyel karena secara klinis anaknya baik-baik saja, besoknya pergi ke dr. Yovita. (salah satu dokter  Cicu). Disana kita bawa pampers 'isi' dan hijaunya makin hijau. Menurut dese, antibiotik terpaksa perlu diberikan kalau begini caranya. Diberilah resep antibiotik lini 1 untuk diberikan setelah hasil tes faeces berikutnya keluar. Di penutup konsultasi, sambil mbrebes mili I asked:

Me: "Dok, jadi boleh dibilang.. Saya kecolongan dok?"
Her: "Iya"

Lesson #3. Sakit is sakit. Diare is diare. Mau anaknya anteng, ceria dan baik-baik saja. Tetep sakit. There is no such thing as "mau pinter aja".

Tetapi kemudian, Lituhayu membuat mamanya kepingin nyium mbun-mbunannya. Within a night... Leukosit yang tadinya >100 berubah jadi <5. Dan, sesuai instruksi dr. Yovita. Antibiotik boleh ditunda sampai kultur selesai dikerjakan. And I danced around the house. You, baby girl, rock! Lesson #4. It's okay to take multiply lab tests.

Sisa hari hingga hasil kultur keluar, diare sudah stop. Kemarin ke dokter lagi sambil nyerahin hasil kultur. Yang mana, tidak ada hal yang berarti. Dan, dengan demikian, antibiotik pertama Lituhayu, tidak jadi diminumkan. *tepok tangan panjang*

Demi penegakkan diagnosa, kita test lab lagi 1x lagi untuk nentuin apakah ada intoleransi makanan atau tidak. Kalau iya, minggu depan boleh di challenge kasih telur lagi dan kalau ternyata diare lagi. Case closed. Tapi kalau nggak tega ya kasih telur-nya nanti 1 tahun aja. Mendengar penjelasan itu Tumbelina (yang terpaksa nggak bisa ikut terus ke dokter) berkata: "dr. Yovita kok mirip House yah?" Hihihihi.

Ilmu yang didapat dari sakitnya Lituhayu kali ini adalah tentang antibiotik. Ternyata, over use of anti biotics menyebabkan imunitas. Bukan, bukan cuma ke si peminum. Tapi terhadap bakteri yang ada saat ini. Itu sebabnya banyak dokter yang penganut RUM-pun yang memberikan anti biotik lini 2. Karena lini 1 udah nggak mempan. Apa mau diteruskan over use ini? Dan menyebabkan imunitas semakin berlipat-lipat? Lalu, ketika memang betul dibutuhkan antibiotik terpaksa lini besar?

Don't get me wrong. Bukan RUM garis keras, dan bukan pula anti terhadap anti biotik. Let's just be rational.

Written by an amateur with no medical background. Always feel free to add and revise :)

Lomba Foto Pelukanku

Ada dua hal yang mau di share di postingan ini.

Pertama, tentang pelukan. Dari jaman naracap dulu sudah ada peraturan tak tertulis bahwa: kalo mau turun mobil harus pelukan dulu! Hihihi. Jadi, urutannya: (1) mobil berhenti; (2) Tumbe tarik hand break; (3) kami berdua mengucap "Berpeeelukaaaannn.."; (4) sama-sama merentangkan tangan; (5) berpelukan; dan (6) lain sebagainya. :))) Tentunya ini berlaku waktu kita sedang bebas dari gencatan senjata yaa.. Tradisi berpelukan ini lambat laun dikombinasi dengan tradisi ciuman jarak jauh. Nah, kalo ini biasanya kejadiannya di ruang publik. Misalnya lagi di Pondok Indah Mall nih berduaan: "Bamb, ciuman jarak jauh!" abis itu urutannya: (1) sama-sama merem; (2) mata di plirik-plirikin bak lagi ngapain ajah; (3) bibir di monyong-monyongin; (4) lidah bagaikan cicak dikeluar-keluarin dikit; terus (5) udah. Ya udahlah! Lagi di mall gituh.. Hihihi.. Jadi, kalo beberapa tahun lalu ke mall ada 2 remaja bergerakan aneh dan mata beler selama 5 detik, dapat dipastikan itu kita berdua lagi Ciuman Jarak Jauh hihihi. Unyu yah :))) Semoga kita bisa meneruskan tradisi ini ya Tumbe, seperti one of our favorite couples, Kelintjiputi Senior and wife :)

Kedua, tentang Mommy Cicu being celamitan. Ihihihik. Maaf yah, ini blog jadi ajang pencarian hadiah. Sekarang lagi ikutan Lomba Foto Keluarga Momen Pelukanku yang dipersembahkan oleh Cussons Imperial Leather. Hihii. Hadiahnya foto keluarga yang digarap oleh fotografer profesional! Mamakk.. Aku mauuu! Bantuin yaaa kasih Like ke http://pelukanku.com/19

Fotonya bingung antara foto-foto ini:
Blurry, ketutupan kamera tapi momennya pas. Litu terlalu mirip deh sama Babenye by the way :'(

Blurry juga. Namanya juga kurang bakat..



Hatiku hangat. Sekian.
Akhirnya yang di upload foto pertama. Sisanya? Tentu akan dicetak dan dipajang di rumah. Sungguh lomba kali ini membuat hatiku hangat :')

Jangan lupa di Like ya! Thankies!

*kecup basah Cicuhayu*

Batik Indonesia

Nasib menjadi anak paling kecil, harus selalu siap sedia menemani bonyok ke kawinan dimanapun dan kapanpun. Nasib ini lambat laun menjadi hobi dikarenakan motivasi untuk mencari jodoh di hajatan orang -__-

Nah, masalah paling ribet untuk [anak] perempuan yang mau ke pesta adalah.. Tiada lain dan  tiada bukan... Kostum! Hayo.. Yang dulu baju pestanya putih/pink tile mengembang di bagian rok, lengan dan bikin gatel-gatel ngacuunggg!!!

Sekarang punya anak cewek. Bertekad bulat. Nggak akan suruh pake baju tile. Hihihi. Kasian bokk.. Jakarta panas! Debut pertama Lituhayu adalah akikah. Udah tuh, keliling Jakarta Selatan cari kebaya encim dan sarung batik untuk bayi 1 bulan. Nihil. Dan, menyerah ke baju putih bahan katun untuk akikah.

Pencarian tidak berhenti begitu saja. Sambil jalan-jalan mampir ke sebuah toko anak di Pondok Indah. Hiyaaakk!!! Ada jumper batik dengan motif parang! I love love love it!

Ini dia, Lituhayu's first debut ke kawinan siang. Looking confident, simple yet classy :))

Batik Jumper = Unbranded, Shoes = Heelarious



Nggak berapa lama kemudian, PakDe Yoyok tugas ke Jogjes.. Dan, Lituhayu tak luput menerima oleh-oleh berupa dress batik! Yayness!

Dress: Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Dan, karena masa depan batik Indonesia ada di jarimu, coba deh klik ini. Idenya, dengan upload scan copy sidik jari anak yang dikirim ke http://www.facebook.com/kebaikanbodrexin dan follow twitternya di @tentangkebaikan. Nantinya si kumpulan sidik jari anak Indonesia ini akan menjadi satu motif batik unik. Satu batik, jutaan jari. Genius! Daripada debat kusir mengenai apa milik siapa, lebih baik take action deh. Sekali lagi ya, masa depan batik Indonesia ada di jarimu!

Dan karena Mommy Cicu butuh tas dan dompet (uhuk), hadiah Kate Spade dari MommiesDaily terlalu menggugah untuk tidak diikuti. Hihihi. Emang deh, MommiesDaily.. Mau nyari tentang apa aja pasti nyangkutnya ke doi lagi doi lagi. Sejak kepingin hamil, senam hamil, deg2an lahiran, ASI sampai MPASI, research rasanya kurang sahih kalau nggak baca sampai khatam di www.mommiesdaily.com. Thanks yaa *kiss*

But aside from the above.. Seriously, what's not to love from batik? Bahannya nyaman dan adem, sementara gayanya berkarakter dan orisinil. Ya kan?

Kemudian, Lituhayu berujar:

Nanti hadiahnya boleh aku gigit kan??

Lessons from Singapore

  1. I guess life's getting tougher in Singapore. Two of my former colleagues committed suicide. One of them is my favorite lawyer in the firm. Usia late 50, litigator, ceria, aktif di kegiatan-kegiatan lucu seperti main boggle, billiard, amazing race, sampai ke kelas bahasa. Tentang bahasa, dia emang suka berbahasa dan semangat banget jadi peserta kelas "How to Use Plain English" di kantor. *peluk* Eh, ini loh.. Dia yang pernah kirim Email of the Day dan sukses membuat hatiku berbunga-bunga. Baik hati lagi.. Suka bantuin gratis para sekertaris yang mau cerai/rebutan anak. A true family man. Ahh.. Kenapa ya? :((
  2. Di atas langit, selalu akan ada langit. Waktu liat-liat baju di H&M, bagaikan adegan film, rebutan hanger sama orang lain. Waktu diliat.. Ternyata temen kuliaaaah! Ini anak emang pinter banget. Pernah yah, di mata kuliah Hukum Lingkungan Internasional yang maha dahsyat tebel n keminggris bukunya, dia dapet D sementara me? Dapet B+. Karena absen doi persis dibawah eke, pergi aja loh gue ke dosennya. "Bu, ini nggak ketuker naro nilai? Masak saya dapet B+ si X dapet D?" Wakakaka sangking gentar dan nggak pede-nya boookkk... Anyway, ngobrol2 ngalor ngidul dan memperkenalkan ke Tumbe dengan percakapan ini: "Bamb, ini si X. Researcher di NUS. Sampai: "Nyari apa lo?"|"Cari stocking sih.. Sama coat." | "Haaa? Mau kemanaaa??" |"Hihihihi. Nanti malem gue mau ke DC."|"Ehgilak. Ngapain?"|"Percaya nggak sih? Paper gue mau dipublish di NYU. Mau dijadiin Indonesian Legal Handb**k!". Gee, umur belum 30, cerdas, baik, tidak sombong, dan papernya mau di publish NYU! I couldn't be more proud! So, yg masih stengki-stengki jangan somse yaaa *kecup*
  3. My Baby doesn't take frozen food. Mengakibatkan ibunya meng-abuse pemanas air di kamar hotel. Maafkan aku :(
  4. Four Se*sons Hotel Singapore might be haunted. Lituhayu tuh beberapa kali pergi ke tempat2 yang viveri veri coloso seperti: Putri Duyung Cottage, pohon beringin gede malem2/sore2 di KLCC Park, pindahan rumah tengah malam, kamar di rumah Tumbe yang lampunya sengaja dinyalain terus 24 jam sama mamanya :))) tapi nggak pernah kejadian rewel malam hari atau gimana. Cuma kejadian di Four Sea$ons kemarin. Hihihi. Syerem ah!
That's about it! Singapura masih begitu-begitu aja dan kemaren beneran cuman santai-santai di hotel n ke Orchard 2 kali. Nanti lah kalau udah gedean kita naik becak di Chinatown ya Ndhuk ya..

    LinkWithin

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
     
    The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects