Morning Correspondence

Please see my responses below cik.
---------
Dear Bapak Tumbe,

Merujuk kepada kunjungan terakhir ke perumahan XXX yang makin hari makin kecil aja, dengan ini kami lampirkan foto2 untuk ide rumah agar dapat diterima dengan baik.
  1. Meja konsole perjalanan. disini aku mau taro foto2 perjalanan kita berikut suvenir. Lokasi mgkn di ruang depan menuju ruang keluarga. --->Agree. But please consider a more modern table. I dont like the proposed one. Looks old and dusty. -->it's not old and dusty Bamb, it's vintage.

  2. Ruang keluarga. mungkin akan mirip seperti di foto 2 ini krn ada kaca
    besar. ---> Agree. -->but not the furniture, just the lay out.


  3. Library. aku sih pinginnya ada rak segede dinding utk taro buku2. --->As long as we have the space...agree.


  4. Dinding ruang makan. hangat gitu kesannya. ----> Not agree. I don't like shabby chic style.--> i like shabby chic.



  5. Dapur. kalo ini namanya N G A R E P. dapur kok segede rumah nehhehehehe
    ---> Agree. As long as we can afford it and we have space. One idea is demolish all of our garden and turn it into a kitchen area, just likethe 1.3 Billion house next to us.

Salam,

Pu*pita W. S*miadiredja -->as requested

P.S.: Thanks to Dinda for sharing the links on her blog. Pictures are taken from there :)

Bintaro Bukan Jaya

Tumbe excited lagi, karena Sabtu ini rencananya akan menunjukkan proyek ini ke Mijn Moeder.
.
Sedikit flashback n ngikutin postingan om Sinaga.. Sebelum pilih Bintaro, kita udah liat2 di daerah Jagakarsa, Tanjung Barat dan Kebagusan..
.
tetapi...
.
Kenapa harus Bintaro?
  1. Alasan sederhana dan krusial. Ya karena uangnya cuman sampe segitu.
  2. Dimana lagi bisa dapet lokasi yang super dekat dengan pasar, Ace Hardware (penting ini buat beli2 lampu kl darurat!), rumah sakit, pom bensin, sekolah, Carrefour, Giant plus Sate Tegal BSD dengan harga segitu?
  3. Jalanannya besar dan kebetulan lokasi rumah kita ini cuman 5 menit nyampe tol! Jadi harusnya sih nggak kena macet yah.
  4. Dekat sama lebak bulus.. Hehehe. Hanya beberapa pintu tol sajah! Mamaaa... Aku pulaaannggg!!
  5. Kita pilih cluster di luar Bintaro J*ya karena menurut desas desus dan sudah dibuktikan sendiri, kualitas bangunannya bagusan yg diluar. Hehe. Dan, si cluster mini ini cuman ada 12 rumah. Which means bak serial Desperate Housewives, nanti kl kurang gula bisa minta tetangga sebelah!
  6. Infrastuktur si cluster udah oke. Ada resapan air, wifi, panic button, tetangga yg udah tinggal disitu dan instalasi water heater.
  7. Berdasarkan survey, dari Bintaro ke kantor Tumbe 45 menit. Siplah.
  8. Berdasarkan survey, ada Geng Bintaro di kantor. Yeayy! Hidup nebeng! Hidup bangun siang! Wuhuuuu!
  9. Kalo ketinggalan tebengan, bisa naik kereta or TransBintaro!
  10. Wiken tetep bisa jadi anak PIM.

Kenapa Jangan Bintaro?

  1. Alasan pertama dan maha penting adalah alasan pribadi. Ya ya ya. Tapi yahsudahlah... Apa sih yang blm kita amprokin?
  2. I don't like the way it sounds. Bintaro..
  3. Bayar tol! Huhuhu. Rp. 6000 salah. Rp.9000 (terlalu ignorant) aja lohhh kl mau ke lebak bulus.. *nangis
  4. Design clusternya minimalis. Yep. Mainstream!
  5. Nggak masuk daerah Jakarta. Hal ini menjadi penting kalau nanti pengen punya anak di sekolah negri. Musti di Tanjerang n ada bahasa Sunda euy..! Tapi ini bisa diakalin dengan bikin kartu keluarga di Jakarta. Lagi2 sistem nebeng aja! :D

Tuh banyakan iya-nya kan daripada nggak-nya? Semoga semua berjalan sesuai rencana yaa.

Eye Candy

Abis basa basi dan petentang petenteng ala adv*kat, kuperkenalkan tradisi kami (me and Tumbe) setiap pergi ke Pacific Place ke Mijn Moeder...
yaitu...

Ke Best Denki, nanya2 harga, nanya2 voltase dan.. melipir. Hahaha.

Eye candy hari ini adalah Kulkas LG seharga 2. 7 jt dan mesin cuci LG seharga 9.8 jt. Weks. Edan banga' (gila banget) yah?


Kesimpulan liat2 alat rumah tangga bersama Mijn Moeder:

  1. Kompor tanem kurang penting. Doi yang sanggup masak buat puluhan jiwa (lebay) aja kompornya biasa dan 2 api. Hihi. Tapi emang lucuan ditanem sih Mah...

  2. Mesin cuci penting. Daripada memancing konflik rumah tangga karena males nyuci/jemur.

  3. Dispenser penting, tapi nggak perlu Advance lah mereknya. Yang galonan juga oke. Kayanya 600 ribu dapet :D

  4. Water heater. Sebenernya penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Hahaha. Maklum, seperti doa Mas Kabir di video pernikahan kami: "Semoga sering mandiiii!!" kita berdua emang butuh dorongan lebih untuk mandi. Hahaha. Tapi ini dimasukkin wish list aja deh. Siapa tau Bunda Kabir mau beliin :p

Seperti biasa, abis liat2 hati jadi nyengir hehehe. Kurang ibu-ibu apa coba tuh?

Di kantor ditawarin tas Coach n Kate Spade nggak tertarik. Yaaayyy!!! Aku sudah dewasaaa!

Bubur Ayam Radio Dalam

Ritual Sabtu/Minggu/Libur pagi adalah:
  1. pergi ke Aneka Bubur Radio Dalam;
  2. pesen bubur ayam spesial 1/2 porsi for me and 1 porsi 2 telor buat Tumbe;
  3. diselingi dengan roti canai susu kental manis; dan
  4. es teh tawar buat Tumbe dan kopi susu panas for me.

Sabtu kemarin, ritual ini terpaksa harus dimodifikasi karena ada pengajian Nadya di Cempaka Putih. FYI, sekarang Jakarta matahari-nya ada 12 looohh.. Beneran deh, panasnya bikin mau pingsannnn... Kita baru aja berjalan nggak ada 1 meter dari lokasi pengajian ogut udah minta brenti, beli es cincau dulu. Pake es serut yang airnya mentah, sirop pewarna baju dan cincau yang dibejek-bejek tangan dan kaki abang2nya. Yummm.. Tiada dua-nya!

Selesai ngaji sekitar jam 1an, kita menuju selatan Jakarta untuk menikmati ritual diatas (tetep loh si Tumbe abis makan nasi uduk 2 gunung nanya "masih bisa kan bubur Radal?". Hihihi. Siap Gan!

Blame it to the SUNS (in plural), baju pengajian terpaksa dilengserkan dengan baju basket Tumbe. Hal ini menyebabkan kalo jalan musti megangin celana kalo nggak mau melorot. Ternyata beda lingkar perut kita lebih dari 1 jengkal loh Bamb! Tsk tsk tsk....

Sampe di Bubur Radal, lg ada shooting ternyata. Kayaknya sih shooting kuliner soalnya yang kita denger mbak2nya bilang "Hmmmm... enaakkkk... Hmmmm... mantaaapp... Hmmm... seger banget... dll." Kita ketawa2 dengernya (Tumbe seraya berharap si mbak2 = Farah Quinn). Waktu lagi niru2in suara si mbak2, eh kita diwawancara! Hahahah..

Jadi, insya Allah, hari Sabtu/Minggu bulan May jam 6 or jam 7 or jam 8 pagi di TransTV akan ada muke kita berdua. Tapi, kalo ternyata nggak ada berarti kita berdua kalah saing sama saingan kita, si meja sebelah, pemuda Pakistan tampan yang humoris! Krik krik krik... *sebal.

Nostalgia

Dapet tugas nyari hotel buat Mijn Moeder n Keluarga Mama Ninit utk di Sydney. Jadi nostalgia waktu bulan madu. Mau lagi doooonnggg Bumbaaaaaa.....!!!!

Memotong Rambut Tumbe!

Berbekal dari pengalaman memotong rambut sendiri, rambut keponakan, dan rambut seorang teman perempuan.... Akhirnya di hari Senin pagi, kubangunkan Tumbe yang masih sedikit teler dan kugiring ke taman untuk DIPOTONG RAMBUTNYA!

Lumayannn penghematan dan customer puasss hihhih. Padahal pas proses pemotongan (dengan gunting kertas) mukanya ditekuk 7 dan nunduk senunduk2nya dengan mata melotot! Maklum, Tumbe walaupun cuek dan slebor agak cerewet sama potongan rambut hihi.. Jadi mulai sekarang Tumbe nggak perlu ke Barber Shop lagi!

Penghematan per-potong: biaya potong 75.000 + tip 10.000 + parkir 10.000 + bensin 25.000 = 120.000,-

Penghematan per-taun : 120.000 x 12 = 1.440.000,-

Wihuuu! Me so proud!
*You see darla, when I say we need to cut our expenses, that shall mean CUT!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects