Terrible Two

My toddler girl!

Dengan cuti tiga bulan ini merasa sangat beruntung karena walaupun punya ibu yang bekerja, Lituhayu ketungguan ibunya selama 8 bulan full di rumah dalam 2 tahun ini.

Kok bisa?

Nih, 3 bulan pertama cuti lahiran dia.. Ditambah cuti gaspol 1 bulan di Kuala Lumpur. Ditambah lagi 1 bulan break dari kantor lama ke kantor baru. Eh, nggak disangka dapet bonus 3 bulan lagi karena lahiran adiknya. Debessss...

Pas Amara lahir, Litu hampir 2 tahun. Istilahnya lagi di ambang Terrible Two. Dan emang bener, tantrum tak jemu-jemu deh pas awal-awal itu. Sebagaimana sempat disinggung sedikit disini, sebelum Litu punya adik kita memang bawa dia ke psikolog anak untuk cari tau cara terbaik anak dengan karakter seperti Litu. Jadi, bekal udah lumayan lah yah. Selain itu relijius bener baca buku Bringing Up Bebe. Gila tuh buku.. Keren banget! Makasih ya Adida, kado melahirkannya :*

Ada beberapa milestones yang Alhamdulillah bisa dilewati Litu dengan ibunya disampingnya.

  1. Proses berbagi dengan adiknya
  2. Proses sapih tidur bareng
  3. Proses tidur sendiri
  4. SEKOLAH!
Uwoooww!!

Walau awalnya Litu sayang sekali sama Amara, tapi di tengah-tengah doi jealous juga. Sebagaimanapun menuruti petunjuk Pak Psikolog untuk ngurusin total Litu dan membiarkan Amara dipegang orang lain.. Tetep aja kan ada kebutuhan fisik nyusuin yah? Apalagi waktu itu sempet embaknya cuman 1. Yowis... Tantrumlah dia. "Nggak mau ada Amaya.. Nggak mau Amaya nenen!" Hiks. Kasian Amara.

Ditengah-tengah itu dia kalau malem kebangun jejeritan bisa dua jam. Maunya digendong sama Mbak Siti :'( Yah, bisa dimengerti sih. Dese kan sampai malam sebelum melahirkan masih digendong mamahnya. Setelah itu byar!! No gendong-gendong mamah sama sekali. Daripada perut robek kan yaa? Selalu dikasih pengertian. Bahkan sampai ditunjukkin *maaf* darah nifas. "Nih Mbak.. Mamah masih berdarah nih.. Kasian ya?" | "Iya.. Mamah kasian.. Soalnya abis lahiran Amala ya? Makanyaaa.. Mbak Itu nggak boleh dendong dendooongg.." Oh, anakku..

Itu kalo lagi insyaf.

Kalo lagi 'menantang'.. Wiihh.. Menantang sekali! Nggak mau mandi. Pupi nggak mau ganti pampers. Ngompol nggak mau ganti baju. Bener-bener untung banget lagi cuti lama. Kalo nggak, kayanya bakal ngikutin pola asuhan pembetes deh Litu. Jadi, Amara 2 tahun nanti apa rencanamu Pus? :D

Walau nggak 100% sepaham sama Pak Psikolog, tetapi ada ajaran dia yang dipraktekkan karena juga udah approved oleh dokter anak Litu. Yaitu untuk nggak ngeladenin kalau Litu tantrum.

By her approval, nangis 2 jam juga hayuk karena nggak akan mengganggu fisik maupun psikisnya.

Bedanya Pak Psikolog ekstrim karena ignore-nya beneran ignore as in anggap dia nggak ada. Dia meluk juga kita harus ngelemesin badan sambil tetap berkegiatan yang lain. Kalau Bu Dokter sarannya, dialihkan perhatian tapi tetep nggak boleh diladenin. Kalau Nanny 911? Menurut Nanny 911-ku (Eyang Tien) Litu (just like other babies) itu anaknya pintar kok.. Bisa diberi pengertian. Kalau melarang harus dijelasin alasannya yang simple dan rasional. *keprok keprok Tante*

Jadilah, penanganan tantrum Litu sesuai kadar ke-menantangannya. Oh iya, tentu aja ajaran Bringing Up Bebe dianut dengan patuh. Bahwa ada yang namanya betise di Perancis. Yaitu nakal-nakal kecil. Jadi, kalau nakalnya kecil jangan di bom! Kalau kebanyakan di bom nanti imun pas nakal besar..

Suatu waktu, Litu mogok mandi. American way pasti cari bubble bath, mainan air, pewarna air supaya mandi jadi fun. French way? No can do! Mandi is mandi. Harus! Toge way? Kalau tantrum diemin total. What did I do? Bawa ke kamar mandi. Dia nangis kaya apapun ignore. Toge setoge-togenya. Pengeng sepengeng-pengeng-nya. Karena di saat itu Litu udah melewati limit dan ingkar negosiasi. Apa yang terjadi? Nangis sampai ketiduran di depan kamar mandi. Asli ketiduran. Setelah itu, tantrum mandi khatam. Total durasi mogok mandi 2 hari.

Waktu lain, tidur nggak mau ganti piyama. Kadarnya in my opinion nggak separah mogok mandi. Jadi, cukup negosiasi dan nunjukkin ke litu that I'M THE BOSS LITTLE GIRL! YOU, DO IT MY WAY! Ala Bringing Up Bebe. Tetep pengeng kuping karena nangis, ngerengek, manipulatif, nangis lagi, ngerengek lagi sampai 1.5 jam. Tumbe pilih cuci tangan. Diem aja dia nontonin kita berdua duel. Ditutup dengan "Udah Mamah... Mau." | "Mau apa?" | "Mau ganti baju". Ya udah abis itu berpelukan dan di belakang punggungnya bikin tanda victory ke Tumbe. I won!

Tentunya Litu nggak mau kalah dong ya? Enak aja kemaren mamah gue menang. This time... My turn! Diajak pergi, nggak mau duduk di car seat. Ealah kerasnya. Udah ditinggal, dibujuk, didudukkin. Tetep nggak mau. French Way, ditanya dengan nada serius. "Litu mau ikut nggak? Kalau mau duduk di car seat. Kalau nggak duduk, nggak usah ikut aja" eh doi jawab: "Nggak mau ikut."|"Bener nggak mau ikut? Amara ikut boleh?"|"Boleh. Titu di rumah." Ya ilah, pas mobil pergi dia dadah-dadah ke kita :______(

Lalu sayup-sayup terdengar lagu "Weeee are the losersss.. My friennndd!"

Tapi kita tetep pergi. Walau tadinya mau ke Kemvil jadi cuman ke Lotte Mart. Kasian Amara udah rapi jali mau jalan-jalan. Heheheheh. Sampe rumah bilang bahwa tadi kita pergi bertiga tapi nggak seru deh karena nggak ada Litu. Besok Litu ikut yah? Tapi duduk di car seat. Dia jawab "Iyah". Teheheheheh!

Kata Tumbe, kalo dia mau duduk di car seat kita nggak boleh jumawa. Soalnya dia lagi cari akal untuk pulangnya ga mau duduk di car seat. Hahaha. Bener banget. Ada aja alasan dan kondisi yang akhirnya bikin dia menang. Yang di parkiran ditungguin mobil lain lah. Yang matahari panas banget lah. Ah, lemah aku lemah. Hihihi.

Dengan segala strategi-nya, Litu is Litu. Jail. Pernah kita pergi naik mobil yang nggak ada car seatnya. Doi bilang "Car seat-nya mana? Litu kan mau duduk." Iiiihh! Telen ya!!!

Permasalahan car seat bukan cuma sekedar car seat. Bukan melulu safety first. Tapi prinsip dan filosofi di balik itu. Bahwa I'm the rule maker. Bukan Mbak Nunung, bukan Papah (yang suka lemah), bukan Uti. It's Mamah and obviously not you, Litu. I'm the decision maker. Ini suka dimanfaatkan sama Tumbe. Dia nanti suruh Litu cakap manis "Mah.. Litu boleh nggak duduk di car seat nggak?" Plehhhh.. Depan mertoku pula. Nggak konsisten memang jadinya. Tapi at least Litu masih minta izin dan dispensasi. Mayan kok, berhasil. Kemarin ke Pantai Indah Kapuk dia minta naik car seat sendiri dan kalau sekolah cuman berduaan sama ibunya, dia manjat naik sendiri. :D

Saat ini, kalau boleh jumawa sedikit. Litu udah hampir nggak pernah tantrum. Bahkan mulai tidur sendiri. Di awal-awal tidur sendiri, kalau lagi kebangun malem dia histeris. Lalu dikasih pengertian ala Eyang Tien. Kenapa nangis-nangis kalau kebangun? Kan ada alat itu *nunjuk baby monitor*. Kalau Litu butuh apa-apa bilang aja. Mamah pasti dateng dan bantuin. Mamah kan ada :)

Lituhayu, 2 tahun 1 bulan: tidur sendiri. Mamahnya, 31 tahun 1 bulan: mending ngungsi daripada tidur sendiri. Hihihih. Eh, ini rahasia tapi loh yaaa :DDD

Semoga begini terus ya. Kalau jij berstrategi lagi, ijk musti puter otak dan meres hati nih soalnya.

 
Enggak deng.. Do whatever you want to do. Explore everything. Meres otak and hati, that's my problem. Not yours. 
 
 
No problemo, Darla!


3 comments:

Suci said...

Wooooow Litu pinter bgt deh ih, tapi mama tentunya lebih jago yaaa hahaaaa... Suka bgt sama postingan ini!

Ninit said...

Kaos Sevel nya keren mba litu :p

PoppieS said...

ITU LUCU BANGETTT FOTO TERAKHIRRRR.. PENGEN AKU TELENNN!!!!!!!!

canggih kamu, Pus, as usual :D

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects