19 Agustus 2010
Di bus stop Masjidil Haram sudah banyak penjaja kursi roda yang menawarkan jasanya. Sebenernya kursi rodanya sih gratis, tapi sepertinya sudah dikuasai oleh para pendorong. Mijn Moeder ogah berat waktu ditawarin kursi roda. Dari raut wajahnya tersirat doi berkata "No way jose! I'm not that old!"... Kikikiki baiklah Ibuuu...
Setelah menerabas jemaat shalat tarawih, di hadapan terbentang apa yang selama ini hanya dapat dilihat di sajadah. Rumah Tuhan. To be frank, I'm not religious. Really. Ngintip gambar di sajadah ajacuman kalo ada maunya jarang kok. Tetapi pemandangan demikian sukses membuat lutut bergetar dan air mata tergenang. Thank you for inviting me dear God. Walaupun aku anak nakal masih diundang juga :')
Tawaf berjalan lancar dan hebatnya grup kami nggak berpencar sama sekali. Paling sesekali anak mudanya melepaskan diri untuk (i)coba cium Hajar Aswat; (ii)stay lebih lama di Hijir Ismail; or (iii) ngeliat cetakan kaki Nabi Ibrahim.
Agak doa-less juga karena takjubnya. Doa yang udah dirancang-rancangpun mendadak terlupa hihi. Tetapi yang pasti, begitu keadaan memadat.. langsung dikomando istighfar eh.. terus depan kita langsung lowong loh! Beneran deh. Terbukti berkali-kali and never failed! I guess it's another Alhamdulillah :)
Selanjutnya adalah Sa'i yang ramenya minta ampun. Itu udah bener2 nggak kuat deh. Setiap nawarin Ibu Gua "Mah, mau istirahat dulu nggak?" itu sebenernya ogut yg mau istirahat hihihi. Tapi Ibu Gua tetap semangat dan non-stop berjalan 7 kali dari Bukit Safa ke Bukit Marwah. Hebat Mami! :*
Di bus stop Masjidil Haram sudah banyak penjaja kursi roda yang menawarkan jasanya. Sebenernya kursi rodanya sih gratis, tapi sepertinya sudah dikuasai oleh para pendorong. Mijn Moeder ogah berat waktu ditawarin kursi roda. Dari raut wajahnya tersirat doi berkata "No way jose! I'm not that old!"... Kikikiki baiklah Ibuuu...
Setelah menerabas jemaat shalat tarawih, di hadapan terbentang apa yang selama ini hanya dapat dilihat di sajadah. Rumah Tuhan. To be frank, I'm not religious. Really. Ngintip gambar di sajadah aja
Tawaf berjalan lancar dan hebatnya grup kami nggak berpencar sama sekali. Paling sesekali anak mudanya melepaskan diri untuk (i)coba cium Hajar Aswat; (ii)stay lebih lama di Hijir Ismail; or (iii) ngeliat cetakan kaki Nabi Ibrahim.
Agak doa-less juga karena takjubnya. Doa yang udah dirancang-rancangpun mendadak terlupa hihi. Tetapi yang pasti, begitu keadaan memadat.. langsung dikomando istighfar eh.. terus depan kita langsung lowong loh! Beneran deh. Terbukti berkali-kali and never failed! I guess it's another Alhamdulillah :)
Selanjutnya adalah Sa'i yang ramenya minta ampun. Itu udah bener2 nggak kuat deh. Setiap nawarin Ibu Gua "Mah, mau istirahat dulu nggak?" itu sebenernya ogut yg mau istirahat hihihi. Tapi Ibu Gua tetap semangat dan non-stop berjalan 7 kali dari Bukit Safa ke Bukit Marwah. Hebat Mami! :*
Tomato dan Mamato Post-Tawaf
to be continued...
2 comments:
buset itu muka kaya direbus :(
Yoi.. Ngeri yah hihihhi
Post a Comment