Jinxed!

Remember when I was so proud (and loud) spreading the story of Litu  covering her mouth every time she coughs? That only happened 2 or 3 times after the posting.

Why? Karena batuknya terlalu keras dan sering jadi dese udah lupa kayanya dengan adegan priyayi menutup mulut dan batuk dengan anggun O___O

Batuk dan pilek selama 1,5 minggu, I texted her pediatrician, doubling the conditions. "Dok, Lituhayu batuk hampir 3 minggu nggak sembuh-sembuh perlu periksa?" | "Iya Bu, besok saya praktek". Nggak nunggu sampe besok, di sore yang fana itu, Litu demam (tepat di hari yang sama Mami Cicu harus balik ke kantor jam 10 malem untuk sebuah conference call untuk kemudian pulang ke rumah jam 1/2 1 malem. Yukk nangis duluk..) Demam awal masih 36.8 dan masih berharap lagi teething. Di hari Pilkada, kita ke RSPI dengan kondisi: (i) Suster cuti; (ii) Litu demam mulai 38; dan (iii) Papa Mama Litu Perang Bubat. Tergemes sedunia adalah, orang yang ditugasi makein baju pergi dan nyiapin backpack Litu, udah tau anak panas malah dipakein baju kodok kutangan ga pake kaos kaki ga pake legging dan ga pake selimutttt. Bibir(ku) monyong lima senti.

Seperti biasa, sebagai RUMzilla, dokternya Litu nggak kasih obat batuk pilek. Besoknya, Eyang Koes datang dan nungguin Tituhayu. The first 39'c is the most heart breaking. Apalagi lagi Perang Bubat kan? Apalagi di kantor ini jam-nya nggak sefleksibel kantor lama. Sontak, ASI setop. Gile bener, selama sebelas bulan, bisa dibilang, we've been living on the edge. Jeglang jeglung nggak keruan. Beneran deh. Tapi produksi lancar, nggak ada perubahan. This time, digembleng anak sakit dan Perang Bubat, merah sore hari kanan kiri 20ml. Yiakkk! Langsuunggg... Makan malem sendirian di depan kaca Holycow Senopati. Meratapi nasib dan abis itu gerimis. Hikkkss.. Jus pare apa besok? Sampai rumah, ngobrol sama Mijn Moeder. Realistic, blunt, but soothing. Exactly like what I need. Sambil mompa, nggak terasa dapet 110ml. Yayy.. Nggak jadi jus pare kitee :))

Jumat, bikin appointment sama Bu Dokter jam 6 sore. Perang Bubat? Tentunya masih berlangsung. Roarrrr! Tumbe bbm: "Jadi pulang cepet? Mau bareng apa sendiri2?" | "Jadi. Sendiri2." Ha! Lituhayu kondisinya lemes dan matanya kuyu banget. Makan masih mau, minum masih mau. Tapi tiap detik merengek. Heart breaking. Dokter bilang harus di test lab dan dua jam kemudian baru ditentukan tindakan apa. Kemungkinannya dua, DB atau bakteri. Shit.

Begitu denger diambil darah, langsung minta salep supaya nggak terlalu sakit. Dr. Yovita bilang boleh aja, tapi harus 1/2 jam sebelum pengambilan darah. Ah, cannot lah. Kelamaan dia lemes-lemes di rumah sakit. Akhirnya, dengan dipangku Papa (dan dijudesin petugas lab RSPI "Jangan gerak2. Jangan gerak2" DUILEEE MBAAKK!!!) perdana Lituhayu test lab. Buat ibu-ibu yang belum pernah liat anaknya diambil darah.. Nggak papah banget kok. Cuman 30 detik abis itu kelar. Habis tes darah, kita dianterin pulang untuk kemudian Tumbe balik ke RSPI ambil hasil. Dokter bilang bakteri dan harus minum antibiotik 5 hari.

Beda sama pengalaman hampir anti biotik pertama yang yakin nggak perlu anti biotik pasti bisa, kali ini nggak sabar buat ngasih anti biotik besok pagi. Tiap minum obat muntah, panas-nya 39.9'c dan anaknya buat mau rewel aja udah nggak sanggup kayanya. Heart breaking..

Sekarang Lituhayu udah sembuh :) Dari yang paling dingin (dengan bantuan parasetamol) 37,1'c sekarang udah mulai 36'c. Tapi yah itu, perangainya memburuk. Apa-apa marah. Apa-apa bete. Sayur nggak mau. Maunya cuman bubur sama kaldu sama daging. Berat turun jadi 8.3kg. Awas aja nih kalo abis sembuh jadi keterusan nggak mau makan sayur. Roarrr!

Terus Perang Bubat gimana? Ya Perang Bubat.. Seluruh rombongan Sunda tewas semua :))))

p.s.: Yang Sunda yang nama belakangnya pake huruf "A", yang Jawa nama belakangnya huruf "O" ya kan mister Som*adiredj*?

4 comments:

Shintano said...

Ya ampunn.. 39,9? alhamd ga kejang demam ya nit. jadi itu nama penyakitnya apa nit? cepet sembuh ya cicuuuu.. nanti kejar BBnya lagi ya. hap hap happpp *kissous

Nita said...

@Shintano: Terima kasih Tante :) Nah, itulah karena Perang Bubat dan konsultasi-nya melalui telpon UGD RSPI yang dilakukan oleh Babenye dan Dokternye, aku ga tau dan ga bisa nanya2. HIhihihi. Aamiin.. Semoga yahh :)

Bonnie said...

Aiyoohh Nit, i feel you...wkt kemaren baby ku kena virus juga demam sampe 39 dan bikin sedih banget.
Cepet sembuh ya cicu & makin lahap makannya ;)

Dhira said...

Cicuuuu!
Semoga sehat terusdan jangan sakit2 yang bikin hati mamicicu pecah terburai ya nak!
Kalau cicu cakit perang bubat gak time out ya? :p

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects